Jumat, Juli 17, 2009
Posisi Arsitek Lansekap Di Era masa Depan

P
ada suatu seminar profesi arsitek lansekap President IFLA,Martha Fajardo mengatakan:
Landscape Architect is the proffesion of the future,
The future of the proffesion is positive and it in a unique position to deal with the landscape as a agent for the positive change, this future will only be own,if we are prepared!”

Yah, Di era masa depan dunia akan tercipta multi tantangan yang merupakan hasil dari proses pertumbuhan industrialisme dan urbanisme dan Posisi Arsitek Lansekap berdiri tepat pada sisi perubahan dunia tersebut, Saat kinilah waktunya bagi profesi Arsitek Lansekap untuk segera menjemput bola, peluang dan kesempatan untuk memposisikan dirinya sebagai POSISI KUNCI didalam pembangunan perubahan bentang alam yang baru.

Tampak jelas di depan mata, habitat Ekosistem pesisir dan laut semakin rusak dikarenakan Alih fungsi lahan basah secara besar-besaran mengakibatkan krisis ekologi dikawasan pesisir karena telah menghancurkan hutan mangrove yang selain berfungsi bagi habitat biota laut, merupakan pelindung alami pantai dari bencana abrasi akibat terjangan air pasang laut.

Citra pertambangan yang merusak lingkungan,Sifat usaha pertambangan,khususnya tambang terbuka ( open pit mining) selalu merubah bentang alam sehingga mempengaruhi ekosistem dan habitat aslinya yang dalam skala besar akan mengganggu keseimbangan fungsi lingkungan hidup dan berdampak buruk bagi kehidupan manusia

Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati ( biodiversity) Akibat dari penebangan hutan secara besar-besaran dimana gundulnya hutan sebagai habitat flora dan fauna menyebabkan beberapa jenis 90 jenis flora dan 176 jenis fauna terancam punah
,disisilain pelestarian plasma nutfah asli Indonesia belum berjalan dengan baik.

Pencemaran air semakin meningkat, oleh karena limbah industri, pertanian dan rumah tangga sehingga menyebabkan kualitas air permukaan danau, situ dan peariran umum lainnya menunjukan kondisi yang memprihatinkan.

Kesadaran masyarakat yang masih rendah dan penataan ruang yang belum seperti yang di harapkan menyebabkan banjir yang merupakan masalah kompleks yang tidak dapat dianggap sederhana,karena dampak negative akibat banjir sangat merugikan banyak sector,banjir menyebabkan aktivitas perekonomian hampir lumpuh, infrastruktur telekomunikasi dan transportasi terganggu,ancaman penyakit, penyediaan air bersih terganggu,aliran listrik terganggu dan masih banyak efek negative lainnya.



Kualitas udara,khususnya dikota besar semakin menurun yang disebabkan gas buang kendaraan dan industri, kebakaran hutan dan kurangnya tutupan hijau diperkotaan.

Untuk itu sudah selayaknya profesi Arsitek Lansekap ini mendefinisikan perannya di seni bertahan ( the art of survival) dan jangan hanya bertahan pada paradigma kerangka pertamanan Profesi harus dapat meng evaluasikan kembali hubungan antara manusia dan lingkungan di dalam kehidupan masyarakat kota yang baru, global dan Saling keterkaitan serta harus dapat menemukan solusi bagi krisis energi dan lingkungan

Posisi Arsitek Lansekap sudah saatnya untuk memimpin di depan jalan bagi pembangunan kota melakukan perencanaan ( planning) dan Perancangan (design) infrastruktur antara Lansekap dengan lingkungan
Dimana melalui itu lansekap dapat di eksploitasi dan didudukan sebagai medium titik pertemuan antara tanah ( land) manusia (people) dan Spirit

Perlengkapan diri seorang profesi arsitek lansekap dalam menghadapi tantangan tersebut memerlukan; Perhatian yang khusus dan focus terhadap lingkungan hidup dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang kompleksitas proses alam dan kehidupan biologi didalamnya, Gemar untuk mendalami kehidupan flora dan fauna asli dalam kehidupan konservasi alam, Tertarik pada sisi pertumbuhan diluar kota ( country side) yang secara tidak langsung terkait erat dan mempengaruhi pertumbuhan perkotaan ( urban side) ,Mengetahui dan mengerti aspek kultural dan sejarah kearifan tradisional dari Budaya setempat, Memiliki apresiasi terhadap proses perencanaan dan perancangan, memiliki kemampuan yang baik dalam komunikasi verbal maupun graphis.

Are You Ready..????








Read more!
 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 18.03 | Permalink | 3 comments
Jumat, Juli 03, 2009
Sang Waktu Bernostalgia


B
eberapa hari ini Sang waktu mengajak berjalan menelusuri kenangan dimasa lalu dan sang waktu berterima kasih karena adanya ’facebook’ maka sang waktu kembali menjadi barang yang tak ternilai harganya, ’facebook’ merubah kejadian masa lalu menjadi indah untuk di kenang, teman lama dapat di jumpai lagi dan saling ber nostalgia dan cerita yang lucu antara suka dan duka saat waktu kuliah kembali mengisi ruang kehidupan seakan baru kemarin terjadi.
dimana terasa betul bahwa yang abadi di dunia ini hanyalah perubahan , perubahan dari warna rambut yang dulunya gondrong kehitaman kini telah berwarna kebijaksanaan , perubahan bentuk tubuh yang dahulunya langsing dan kini menjadi langsung penuh ke arifan ,yang dahulunya atletis kini berubah menjadi ber bobot kewibawaan,

Sejenak Sang waktu mengajak beranjang-sana ke ruang organisasi profesi arsitek lansekap melihat kerinduan akan masa-masa lalu yang terasa indah untuk di dongengkan kembali, Ruang saat kelahiran organisasi profesi IALI (organisasi Arsitek Lansekap Indonesia ) di bulan februari 1978 ,Ruang dimana Indonesia menjadi Tuan Rumah Kongres IFLA (Organisasi Arsitek Lansekap dunia) di Bali. Dan Sang waktu memperlihatkan perubahan dari wajah organisasi profesi yang dahulunya terlihat eksklusif kini menjadi demikian ramah menjadi tuan rumah yang baik, dan wajah pendidikan arsitektur lansekap yang kini telah membuka diri untuk mengoreksi dan di koreksi demi tantangan profesi arsitek lansekap dimasa depan.
Sekilas tampak Sang waktu tersenyum manis melihat semua itu

Sang waktu seakan ingin menyadarkan dan mengingatkan betapa sia-sianya pohon yang telah tumbuh dengan kerindangan hijau dan memakan waktu yang panjang dengan mudahnya di tebang dalam seketika , sebidang ruang terbuka hijau yang ditetapkan dengan memakan waktu yang demikian panjang dalam berbagai diskusi dan seminar para pakar dipaksa untuk menjadi tempat berdirinya bangunan-bangunan beton, Sia-sianya ilmu yang dituntut selama 5 Tahun perkuliahan dengan tidak aktifnya para lulusan arsitek lansekap untuk berprofesi. Sia-sianya UU jasa konstruksi yang tidak berfungsi secara optimal bagi para kalangan praktisi karena pandangan pesimis dan pasif dalam ber-organisasi.
Sang waktu juga mengingatkan akan tantangan dan kendala profesi arsitek lansekap dimasa depan yang diwarnai demikian pesatnya kemajuan teknologi.

Sambil tersenyum sinis Sang waktu berbisik:” jangan pernah menyia-siakan waktu menjadi barang yang tak berharga,sebuah kejayaan dan kesejahteraan hanya akan tercapai jika pintar mempergunakan waktu”

Kemajuan dan keaktifan keahlian arsitek lansekap di kancah pembangunan tidak hanya dengan mudah dan dengan gampang di gantungkan di pundak para pejabat organisasi untuk menjadikan semua itu nyata karena sang waktu bukanlah milik mereka semata,sang waktu terikat erat pada pundak setiap individu para praktisi arsitek lansekap, merupakan sebuah beban tanggungjawab bagi setiap insan praktisi untuk ikut berperan dan berpartisipasi meningkatkan kinerja keprofesionalan para arsitek lansekap , merupakan sebuah kerugian besar untuk hanya sekedar menunggu tanpa ikut berperanserta secara aktif..

Perlu disadari dan di pahami bahwa waktu yang berlalu tidak akan kembali keruang dalam bentuk seperti sediakala, sang waktu akan tetap berjalan membawa sebuah perubahan baik atau buruk bagi setiap individu arsitek lansekap.Bagi yang melihat waktu merupakan sebuah investasi maka dapat di pastikan ia akan mengalami sebuah perubahan yang baik secara individu maupun secara organisasi akan terbalik jika kehidupan berprofesi menyepelekan waktu maka tanpa disadari perubahan yang terjadi tidaklah seperti yang di kehendaki.

Sang waktu kemudian mengajak keruang masa depan dimana terdapat 2 ruang pararel yang akan terjadi bila kita salah melihat peran sang waktu dalam kehidupan berorganisasi. ada satu ruang dimana sang waktu bukanlah merupakan barang yang berharga, yang tercipta adalah sebuah ruang dimana para arsitek lansekap menjadi sebuah profesi yang akan terhilang dari kehidupan masyarakat dan akan selalu menjadi profesi ’tempelan’ bagaikan perangko pada setiap pembangunan
Diruang yang lain jika sang waktu merupakan aset investasi yang berharga maka akan terciptalah sebuah ruang dimana para praktisi arsitek lansekap menjadi lebih profesional dan menjadi ’panglima’ bagi pembangunan berwawasan berkelanjutan.

Sang waktu mengingatkan perlunya waktu untuk saling bekerjasama, waktu untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan organisasi profesi , sang waktu tidak akan berkompromi dengan sifat keras kepala, sifat arogan dan tidak akan terbeli oleh kelimpahan materialisme, Sang waktu akan gembira dan berarti jika kebersamaan untuk satu tujuan dalam cita-cita peningkatan ke profesionalisme arsitek lansekap indonesia menjadi misi abadi setiap insan praktisi arsitek lansekap.

Bukan saat yang tepat untuk sekedar berpangku tangan dan menunggu keajaiban datang
Terciptanya sebuah ruang dimana arsitek lansekap akan dihargai dan mencapai kejayaan
hanya dengan meletakan semua beban di pundak setiap pengurus organisasi arsitek lansekap ataupun pundak para pendidik ilmu arsitektur lansekap.itu hanyalah sebuah gambaran mimpi semu yang terasa nyaman dalam buaian.dan bila matahari pagi kembali bersinar yang terbit hanyalah penyesalan.

Sudah waktunya semua para praktisi arsitek lansekap menginvestasikan waktu pribadi bagi kehidupan arsitektur lansekap di Indonesia,ikut berpartisipasi dan berperan aktif dalam memberikan masukan kreatif ,pandangan inovatif dan ide-ide brilian bagi kemajuan organisasi keprofesian arsitek lansekap.
Sudah waktunya semua para praktisi arsitek lansekap untuk peduli menyingsingkan lengan baju, saling rapat dalam barisan mengejar ketertinggalan.

Diakhir perjumpaan sang waktu berujar : ” semua ini hanya merupakan pilihan dan pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya sehingga akan berbuah baik”







Read more!
 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 17.51 | Permalink | 0 comments