Selasa, Juni 08, 2010
Green Spirit
POSTER IN THIS MONTH

Read more!
 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 23.17 | Permalink | 0 comments
Selasa, Juni 01, 2010
Disain Lansekap tidak butuh ajian sakti.


K
egagalan proyek lansekap yang dilakukan oleh Sangkuriang dalam hikayat legenda cerita rakyat di bhumi parahyangan untuk membuat danau dan perahu demi memenuhi keinginan Dayang sumbi atau kegagalan lainnya dalam hikayat cerita Bandung Bondowoso menciptakan Seribu Candi untuk di persembahkan kepada Roro jonggrang mempunyai kandungan makna dari arti pentingnya sebuah tahapan tingkatan proses perancangan dalam pelaksanaan sebuah proyek sehingga sebuah pekerjaan disain tidak lahir hanya karena tindakan ‘design on the spot’

Kesuksesan sebuah proyek tidak lepas dari kecakapan seorang perancang lansekap menjalani proses perancangan, sebuah proses tahapan perancangan yang dimulai dengan melahirkan sebuah ide atau gagasan hingga tahapan penuangan segala gagasan tersebut dalam lembaran kertas kerja sebagai media ekspresi tindakan kreatif yang penuh dengan kecerdasan inovasi.

Pembentukan sebuah ruang luar tapak pada sebuah proses perancangan tidak akan dapat menciptakan sebuah hasil yang diharapkan jika dilakukan dengan cara mengambil jalan pintas atau ‘shortcut’, kecenderungan untuk secara langsung memberi sebuah bentukan lansekap pada sebuah tapak tanpa melalui tahapan proses perancangan akan menciptakan sebuah pengulangan disain bentuk ruang luar yang hanya berdasarkan memori seorang arsitek lansekap pada sebuah bentuk ruang yang pernah dilihat atau dialaminya dan kadang bentukan disain ruang luar tidak akan dapat memberikan arti dan berfungsi secara optimal. Hal ini sering terjadi karena alasan minimnya batas waktu yang di sediakan oleh pemberi proyek atau kadang hal ini terjadi karena tidak fokusnya perhatian dan kemalasan seorang perancang dalam berkarya.



Sejatinya jika berkeinginan untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam sebuah proses perancangan maka sudah seharusnya seorang praktisi arsitek lansekap melalui 5 (lima) tahap kerja yaitu;Tahap Identifikasi proyek ( research,strategy or feasibility), Tahap konsep disain ( Design Concept),Tahap pengambaran disain ( Design Development), Tahap Implementasi dan Tahap Evaluasi

Research,Strategy or feasibility
Permulaan yang baik jika seorang perancang memulai proses perancangan lansekap ( Landscape Design) dengan kegiatan melakukan inventarisasi segala informasi yang berkaitan dengan kondisi tapak dan melakukan riset atau studi kelayakan akan keberadaan tapak terhadap lingkungan sekitar. Pada tahap ini seorang perancang di tuntut kecerdasan estetik dan kepekaanya dalam menangkap sumber-sumber bentuk disain dari alam dan biasanya pada tahap ini pekerjaan akan ditunjang dengan penggunaan jasa pengukuran tapak dan dokumentasi visual .

Sungguh beruntung bagi seorang perancang yang memiliki keahlian dalam bidang photography ,karena pada tahap ini seorang perancang akan dapat melakukan pembingkaian vista yang terkait dengan keberadaan sebuah tapak baik pada siang hari maupun malam hari sesuai dengan nalurinya.

Kompilasi data dari segala informasi yang didapat akan berguna untuk membuat rekomendasi-rekomendasi disain untuk memperoleh tujuan yang strategik bagi sebuah proyek. Pada Tahapan ini biasanya ditampilkan dalam bentuk laporan dan presentasi visual dengan dukungan kompilasi data dan tinjauan lingkungan sekitar.

Design Concept
Selanjutnya, pada tahap kegiatan konsep disain adalah merupakan sebuah ruang kerja untuk merealisasikan hasil rekomendasi yang telah di setujui bersama antara perancang dan pemilik proyek kedalam lembaran kertas proposal disain konsep.
Proposal disain konsep yang kreatif berisikan visualisasi ide dan gagasan inovatif serta prediksi anggaran biaya yang diperlukan untuk mewujudkan konsep-konsep disain bentukan ruang luar ataupun elemen-elemen disain penunjang .Kepiawaian seorang perancang dalam mendaya-gunakan kemampuan graphis baik secara freehand maupun secara digital akan dapat memberikan sebuah gambaran lay out konsep disain secara informatif dan dapat di mengerti oleh pemilik proyek.

Pada tahap ini biasanya klien , akan memilih konsep yang terbaik sebagai pendekatan pelaksanaan akan tetapi hal ini jarang terjadi karena sebuah proposal disain konsep yang baik ,seorang perancang akan mampu memberikan solusi-solusi disain yang terbaik.
Dan biasanya pelaksanaan Tahap pertama dan Tahap berjalan secara pararel, karena pada kondisi tertentu klien akan meminta gambaran pre-konsep untuk sebagai alat mengambil keputusan untuk mesahkan studi kelayakan, biaya atau arah dari disain proyek lansekap

Design Development

Pengembangan disain atau di kenal dengan tahap Design Development adalah usaha yang lebih dalam lagi untuk mengeluarkan detil-detil disain dari konsep yang telah di sepakati bersama, Gambar akan lebih jelas lagi terlihat jati dirinya terlihat dari pengaturan tata letak dan gubahan massa ruang pada tapak serta bentuk rupa segala elemen ruang luar akan terlihat jelas pada tahap ini.

Disini sekali lagi di tuntut kepiawaian seorang perancang dalam hal mendaya dunakan kemampuan graphis secara free hand atau di gital untuk melakukan pekerjaan terakhir atau ‘finishing touch’ pada lembar kerja disain lansekap yang memerlukan ketelitian dan ketepatan terhadap hal-hal mengenai ukuran, skala pada dimensi bentukan ruang luar dan keterangan disain yang diperlukan, sehingga nantinya memudahkan pada saat pasca pelaksanaan.

Bentuk penampilan lembar disain pada tahap ini juga menuntut kecerdasan pen-citra-an dan daya kreatif seorang perancang lansekap dalam hal pengetahuan layout dan percetakan gambar, photography, illustrasi, model maket.

Tahap Implementasi
Ketelitian dan keseriusan seorang perancang dalam tahap implementasi merupakan kunci bagi keberhasilan kegiatan aplikasi disain kedalam pelaksanaan proyek.
Persiapan untuk mengontrol penyelesaian terakhir dari pekerjaan-pekerjaan seni ( Artwork) , pekerjaan manufaktur, bangunan atau pemasangan jaringan utilitas pada proyek merupakan tanggungjawab dari seorang perancang.

Disinilah dituntut pengetahuan dan pemahaman seorang perancang akan potensi Material Pabrikasi (Hard Material) ataupun Material Alami (Soft material) serta memiliki kemahiran dalam berkomunikasi dengan para kontraktor pelaksana sehingga pelaksanaan aplikasi disain akan dapat terlaksana seperti yang di harapkan

Tahap Evaluasi
Kesempurnaan akan terwujudnya bentuk ruang luar dari sebuah disain lansekap akan terjadi jika selalu dilakukan kegiatan evaluasi atau ‘Check N’ Recheck’ pada setiap detil rancangan yang merupakan alat ampuh untuk menutup segala celah kesalahan bentukan disain, sehingga sebuah proyek lansekap nantinya akan dapat di rasakan secara menyeluruh oleh sensori pancaindera pengguna.


Kesimpulan
Seorang Arsitek Lansekap bukanlah seorang yang sakti mandraguna yang memiliki ajian atau matra pamungkas dalam menciptakan sebuah bentukan luar yang dapat dilakukan dalam waktu satu malam tanpa melalui tahapan dalam proses perancangan lansekap.

Seorang arsitek lansekap adalah manusia biasa yang mempunyai sikap selalu rajin belajar dan belajar lagi untuk mendayagunakan potensi dirinya sehingga memiliki kemampuan dan ketrampilan sesuai dengan kemajuan teknologi, demi untuk melakukan pekerjaan kreatif dan inovatif dalam perubahan sebuah bentuk bentang alam secara Cepat,Cermatdan Tepat

Sehingga Dayang Sumbi dan Roro Jongrang yang ayu tidak perlu tergopoh-gopoh membangunkan matahari di ufuk timur lebih awal daripada biasanya.





Read more!
 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 22.25 | Permalink | 0 comments
Berkompetisi dengan kompetensi lansekap


P
Pergaulan para praktisi Arsitek Lansekap di kancah era globalisasi ini telah terlihat cukup bergairah, hal ini bisa terlihat dengan bermacam-macam proyek Arsitektur Lansekap di tanah air telah melibatkan tidak hanya praktisi produk dalam negeri saja, akan tetapi sudah mulai banyak dalam setiap proyek merupakan hasil kolaborasi dengan para praktisi import .Disisi lain makin banyak saja para praktisi Arsitek Lansekap lokal yang mulai di pinang oleh perusahaan-perusahaan luarnegeri untuk berkarya di tanah seberang dan tentu dengan upah yang jauh berbeda dengan upah yang diterima di dalam negeri.

Bukan hal yang aneh jika dilihat dari resume-resume para arsitek lansekap masa kini di penuhi dengan daftar proyek yang telah dikerjakan di luar negeri ataupun bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan biro konsultan arsitektur lansekap mancanegara.

Tentunya hal ini berkaitan erat dengan kwalitas kemampuan individu para praktisi arsitek lansekap dalam berkompetisi ,para arsitek lansekap yang tetap mau belajar dalam meningkatkan sumber daya ke ilmuannya tentu akan berharga di mata para pemilik proyek atau stakeholder malah akan terpancar kewibawaan di mata para profesional arsitek lansekap mancanegara dan menimbulkan decak kekaguman.

Mutlak seorang arsitek lansekap memiliki standar kompetensi yang memenuhi kwalitas yang diinginkan di pasar bursa tenaga kerja saat sekarang ini.
Pertanyaannya adalah?


1.Macam apakah standard kompetensi dasar yang mutlak dimiliki oleh praktisi arsitektur lansekap yang dapat membuat profesi arsitek lansekap berkompetisi?
2.Pengetahuan dasar apa saja yang mutlak di miliki dan diajarkan bagi para calon arsitek lansekap yang masih dalam tahap perkuliahan dari fakultas yang terakreditasi?


Untuk menjawab pertanyaan permasalahan tsb, diartikel ini akan coba merinci ketrampilan dan kemampuan maupun peluang kerja yang mutlak dimiliki untuk berkompetisi dengan kompetensi lansekap bagi seorang arsitek lansekap, karena Faktor yang menentukan tersedianya peluang salah satunya adalah kemampuan kita untuk mengerti dan memahami sesuatu, apa yang ada dan apa yang sebenarnya kita butuhkan .

Sesuai dengan cara melakukan 3 (tiga) pendekatan pengembangan standar kompetensi dapat dilakukan, yaitu : Pendekatan secara ”field research”, Pendekatan secara ”benchmark, Adopt and Adapt” dan Pendekatan secara ” kombinasi / komperhensif”. Perincian ruang lingkup kemampuan dan peluang berprofesi yang merupakan hasil riset dari berbagai artikel arsitektur lansekap dunia ini dan kajian berdasarkan pengalaman berpraktisi sebagai arsitek lansekap selama 17(tujuh belas) tahun dapat dijadikan sebuah acuan peningkatan kwalitas diri setiap insan individu arsitek lansekap maupun calon arsitek lansekap yang masih di bangku kuliah.

SKILL & ABILITY

PROBLEM SOLVING

- Thingking Creatively
- Interdisciplinary & casual analysis
- Defining Problems
- Relating Theory to Practice
- Understanding prejudice & discrimination
- Conflict management

FIELD / TECHNICAL
- Drawing
- Using Technologies
- Working in a variety of media
- Plant identification
- Visualizing shapes & relationships
- Giving Abstract ideal visual form
- Graphic design

COMMUNICATION
- Speaking & writing effectively
- Preparing a portfolio
- Collaborating with other
- Presenting & displaying Work
- Communicating visually

MANAGEMENT
- Evaluating policies
- Understanding economic & Legal issues
- Developing appropriate business skills
- Group leadership


OCCUPATIONAL OPPORTUNITIES

At GOVERNMENT
- Park Design Specialist
- City Planner
- Coordinating Planner
- Land Use Planning chief
- Enviromental Specialist
- Director of Planning standard division

At PRIVATE SECTOR
- Landscape Architect
- Planner
- Landscape Designer
- Landscape Company president
- Interior plantscaping Designer

At NON-PROFIT SECTOR

- Habitat restoration specialist
- Landscape Architect
- Land Preservation Specialist
- Research Assistant
- Land Use Planner

At ACADEMIC/ RESEARCH

- Lecture
- Landscape Architect
- Professor
- Associate Dean
- Landscape Designer

Dengan semangat untuk tetap belajar dan meningkatkan kwalitas sumber daya diri maka kesempatan dan peluang untuk berkarya di era globalisasi ini akan lebih terbuka.

Dan ingat PRESTASI MENENTUKAN POSISI...!!!



Read more!
 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 22.24 | Permalink | 3 comments