Minggu, Maret 11, 2012
SAYEMBARA TANPA (HARUS) PUNYA SKA

P
ada akhir tahun 2011 di bulan desember yang lalu ,PT.Summarecon Tbk sebuah perusahaan ternama developer Summarecon Bekasi mengadakan “Sayembara Disain Penataan Area Bundaran Utama Summarecon Bekasi” . Dan yang menjadi penting dan merupakan hal diluar kebiasaan melawan arus ‘mainstream’ penyelenggaraaan sayembara pada umumnya adalah karena baru kali ini ada penyelenggaraan sayembara diadakan dengan tanpa syarat harus memiliki SKA ( Sertifikat Keahlian), tanpa dengan adanya biaya pendaftaran alias gratis, pendaftaran online dan terbuka untuk umum warga Indonesia maupun internasional.



Pertanyaannya adalah ? Apakah penyelenggaraaan sayembara dengan model persyaratan seperti ini dapat menghasilkan sebuah hasil sayembara yang bermutu dan berkualitas ,disebabkan banyak sayembara-sayembara yang diadakan berbagai ikatan profesi di Indonesia selalu mengedepankan kepemilikan SKA ( dibaca; Sertifikat Keahlian ) sebagai salah satu syarat dengan tujuan (katanya) bisa memberikan hasil sayembara yang bermutu dan berkualitas ?.

Penulis sebagai insan praktisi arsitek lansekap yang selama ini tidak setuju dengan berbagai penyelenggaraan sayembara di Indonesia yang mengharuskan kepemilikan SKA ( Sertifikat Keahlian) sebagai salah satu syarat utama untuk baru bisa mengikuti sayembara yang diselenggarakan, menurut ANALISA SAYA ( bunyinya versi sentilun)…hal tersebut merupakan gejala epidemi merusak idealism profesi yang bertentangan dengan arti dan makna filosofi penyelenggaraan sebuah program sayembara. Sayembara di adakan untuk menjaring sebanyak mungkin ide dan gagasan kreatif bagi sebuah topik permasalahan ,kenapa harus di kotak-kotakan seakan ide dan gagasan orsinil yang bermutu hanya akan ada dan muncul dari sebuah kertas yang bernama SKA, karena menurut pendapat penulis kepemilikan SKA adalah sekedar bukti tertulis kompetensi dan kemampuan keahlian kerja tenaga ahli pada bidang profesinya masing-masing bukan merupakan surat jimat sakti yang berisikan mantera pendatang ilham solusi atau ide inovasi kreatif yang orsinil dari alam imajinasi.



Rasa penasaran untuk mengetahui perjalanan hasil akhir “Sayembara Disain Penataan Area Bundaran Utama Summarecon Bekasi ” dengan model penyelenggaraan diluar arus ‘ mainstream’ ini dan Rasa keinginan untuk mendapatkan hadiah yang mengiurkan dan lumayan besar yaitu dengan Hadiah Juara Pertama RP 100.000.000, Juara ke 2 (dua) Rp 50.000.000 , juara ke 3 (tiga) Rp 25.000.000 ,serta Hadiah penghargaan 7 (tujuh) pemenang senilai Rp 3.000.000.membuat hati tergerak untuk juga mengikuti kegiatan sayembara ini sekaligus demi kepentingan riset praktis untuk mengetahui apakah sayembara ini akan menjadi terlihat ‘pasaran’ dan tidak bermutu hanya karena tanpa kepemilikan SKA dan gratis.

Setelah mendaftar via online di internet dan langsung terbalas di Email untuk mendapatkan no. peserta kategori peseorangan, penulis sengaja menyediakan waktu untuk masuk kembali keruang studio dan serius mengikuti sayembara ini, disebabkan sayembara juga berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur lansekap dan kasus topic sayembara menantang untuk mengekplorasi kemampuan dan ide kreatif yang dimiliki.



Dan dalam perjalanan waktu proses kerja 1 bulan yang di syaratkan oleh panitia ternyata penulis mempunyai alternatif ide gagasan untuk penataan area bundaran tersebut, untuk itu penulis berusaha menggandeng seorang partner praktisi untuk ikut sayembara tersebut juga dengan pendaftaran no.urut kategori grup/kelompok dan sekalian sebagai usaha strategi untuk pemenangan sayembara karena begitu menggiurkannya hadiah.Akhir kata tugas selesai dan penulis berhasil memasukkan hasil karya tepat pada waktunya, 2 (dua) hasil disain dikirimkan ke panitia sayembara dengan kategori peserta perorangan dengan judul “Patung Juang-selasar Summarecon” dengan pendekatan disain berdasarkan spirit kota bekasi sebagai kota patriot yang kuat dengan jiwa heroik dan nasionalisme , dan disain patung merupakan penjabaran arti dan makna dari chairil anwar(1948) yang berjudul Karawang –Bekasi.



Untuk kategori peserta grup / Kelompok dengan judul “Nexus” connecting Water-People-City-Culture“ dengan pendekatan disain ekologi tapak yang dikelilingi danau dan sungai khas dan disain patung merupakan penjabaran dari unsur fengshui elemen air.



Pada kisaran pertengan bulan januari 2012, pengumuman pemenang disampaikan kepada setiap peserta via email. Dan ternyata 2(dua) hasil karya penulis secara perorangan maupun kelompok tidak dapat melaju ke dalam 10 (sepuluh besar) dan hanya bisa puas pada tahap menjadi 15 (limabelas) peserta favorit dan akan dipamerkan pada hari penyerahan hadiah juara sayembara. Akan tetapi tujuan kepentingan riset hasil akhir penyelenggaraan sayembara dengan model diluar arus ‘ mainstream’ ini belum memperoleh hasil akhir, dan itu akan hanya akan didapat dengan melihat hasil karya yang juara.

Tepat pada tgl 3 Feb 2012 pengumuman juara-juara hasil karya dan penyerahan hadiah dilakukan dengan mewah dan bergengsi layaknya sebuah festival pada sebuah lobby mall pusat perbelanjaan ternama di wilayah Kelapa gading atau di kenal dengan nama MKG 3 (Mall Kelapa gading 3) serta Hasil karya pemenang kelompok 10 besar dan 15 kelompok peserta favorit ikut dipamerkan pada panel pameran ,kini saatnya untuk mengakhiri rasa penasaran riset tentang model kegiatan sayembara penataan ini.
Begitu besar apresiasi panitia sayembara kepada para peserta terlihat dari tata letak panel pameran yang ditata dengan serius oleh pihak panitia ,dimana hasil 10 (sepuluh) besar ditata pada panel dengan penyertaan maket studi didepan setiap panel memberikan kepuasan rasa ingin tahu hasil akhir kejuaraan tersebut.

Pengamatan penulis terhadap hasil karya juara pemenang melampaui ekspatasi, karena mulai dari konsep, penampilan presentasi maupun pembuatan model maket ke 10 finalis patut diacungin jempol dan juga hasil karya juara 1, 2 dan 3 kelihatan begitu serius untuk di ikuti dan menghasilkan karya sayembara penataan pada sebuah kawasan perumahan di bekasi yang spetakuler dengan ide dan gagasan inovatif dan mempunyai bobot bernilai edukasi tinggi. Sayangnya penulis tidak di perbolehkan untuk merekam presentasi masing masing peserta yang di pamerkan sehingga tidak dapat memberikan informasi visual kepada pembaca hasil akhir juara-juara pemenang dan juga seharusnya komentar para juri untuk para finalis 10 besar ikut dicantumkan demi ilmu pengetahuan,karena sayembara yang baik tidak hanya untuk menjaring ide gagasan kreatif bagi sebuah kasus sayembara saja akan tetapi juga diharapkan hasil akhir dilampirkan komentar para juri akan dapat memberikan pembelajaran yang berguna.

Pupus sudah rasa penasaran melihat hasil akhir “Sayembara Disain Penataan Area Bundaran Utama Summarecon Bekasi ” tidak salah jika PT.Summarecon Tbk dan panitia sayembara dan para juri mendapat apresiasi ‘ standing aplause’ untuk penyelenggaraan sebuah sayembara penataan kawasan, mereka sudah berhasil mengangkat level arti dan makna penyelenggaraan sebuah sayembara pada tempat yang semestinya dan bukan hanya merupakan penyelenggaraan sayembara yang sering diadakan di negeri ini hanya sekedar sebagai syarat sosialisasi proyek yang dimenangkan secara tender ataupun dengan maksud maksud lain yang jauh dari kata terpuji.

Kesimpulannya, Sebuah kegiatan penyelenggaraan sebuah sayembara dengan syarat tanpa harus memiliki SKA (sertifikat keahlian) dan tanpa memungut biaya , bukan berarti akan menghasilkan hasil karya yang ‘ pasaran’ dan ‘ tidak bermutu’ dan jauh dari ide dan gagasan kreatif yang orsinil , Pihak panitia penyelenggara summarecon bekasi sudah membuktikan bahwa sayembara dengan pendaftaran Tanpa SKA,online dan gratis tetap saja dapat menghasilkan hasil karya yang unggulan dan berkualitas .

Penulis sebagai peserta yang seringkali mengikuti sayembara penataan kawasan merasa puas dan terkesan dengan penyelenggaraan sayembara yang di adakan PT.Summarecon Tbk kali ini.

Tanpa BASA BASI…!!!

 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 20.13 | Permalink |


0 Comments:


Posting Komentar

~ back home