Minggu, September 09, 2007
KONTRAKTOR VersuS KONSULTAN
Jika dapat diibaratkan sebuah struktur bangunan, maka bangunan konsultan dan bangunan kontraktor masing-masing mempunyai konstruksi bangunan yang hampir sama untuk dapat tegak berdiri. secara bentuk organisasi keduanya sama, tetapi secara segi fungsi keduanya jelas berbeda didalam peng-aplikasi-anya dalam kehidupan dunia bisnis. dan jika sedikit bermain-main dengan kata, maka kita bisa melihat arti dan makna yang jelas berbeda dari kedua kata tersebut.
Konsultan dan Kontraktor adalah sama-sama suatu badan usaha yang akan dan dapat merealisasikan suatu pelaksanaan pembangunan suatu kawasan,konsultan menterjemahkan ide dan gagasan dalam bentuk kertas sedangkan kontraktor mengaplikasikan dilapangan. Perbedaan lainnya adalah dalam skala prioritas kepentingan didalam badan usaha tersebut. Seperti juga konsultan Ars.lansekap Vs kontraktor Ars.lansekap jelas
berbeda kepentingan dengan konsultan sipil Vs kontraktor sipil, demikian juga antara Kontraktor Arsitek bangunan jelas berbeda dengan konsultan Arsitek.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat sejenak rincian ruang lingkup konsultan dan kontraktor lansekap:
Ruang lingkup Konsultan Arsitektur Lansekap yang terutama yaitu;
- riset dan analisis persyaratan proyek
- Rekomendasi perencanaan tapak
- Riset dan studi persyaratan ruang, fungsi dan operasi.
- Analisa dan rekomendasi tentang hal-hal yang tercakup dalam disiplin ilmu
mereka,dan juga hal-hal yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
disiplin ilmu mereka.
- Perencanaan tapak dan rekomendasi penyusunan program.
- Analisa proyeksi pertumbuhan dan perubahan serta pertimbangan dan efek-efeknya.
- persyaratan filosofi perancangan proyek.
- Survey peraturan.
- Analisis biaya Pembangunan arsitektur lansekap,studi perawatan
- Ketersediaan dan regionalitas kawasan lahan.
Sedangkan Ruang lingkup Kontraktor Arsitektur Lansekap yaitu;
- Rekomendasi Bahan dan system
- Rekomendasi Lokasi proyek dan analisis tapak
- Jadwal waktu, biaya dan pekerjaan pelaksanaan proyek
- Proyeksi dan perkembangan pelaksanaan proyek
- Perbaikan,pemeliharaan
Berdirinya suatu badan usaha kontraktor dan konsultan Arsitek Lansekap dilandasi oleh 2 faktor penting,yaitu;
Pertama; Aspek idealisme menjadi faktor penting berdirinya suatu badan usaha, cita-cita dan impian adalah daya penarik aspek idealisme untuk mendirikan badan usaha tsb. Visi dan misi menjadi dasar untuk menentukan model badan usaha tersebut apakah menjadi kontraktor atau menjadi konsultan.
Kedua; adalah Aspek Ekonomi ikut mendasari pendirian badan usaha konsultan atau kontraktor, aspek ini lebih didasari oleh azas manfaat (kapitalism) untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pendirinya dan kesejahteraan pihak yang terkait.
Uraian diatas cuma untuk memberikan gambaran landasan sudut pandang dalam menyingkapi fenomena konsultan dan kontraktor Arsitektur lansekap pada khususnya yang beroperasi di Jakarta .
Timbulnya kerancuan fungsi dan manfaat dari konsultan dan kontraktor Arsitektur Lansekap di Jakarta khususnya, bisa kita simak dari ide awal berdirinya suatu Badan Usaha Arsitektur lansekap.
- Ada yang berawal daripada memperoleh tender suatu proyek lansekap (biasanya hasil
dari proses penunjukan dan Hasil dari sub proyek oleh pihak Pertama) dan perlu
badan usaha sebagai wadah organisasi pelaksananya,
- Ada juga yang berawal dari romatisme kelompok belajar atau kelompok bermain sewaktu
kuliah untuk sama-sama mencari uang dan merealisasi impian,
- Ada yang berawal keinginan memperoleh keuntungan sesaat dari para spekulan
pengusaha yang keinginan mengejar keuntungan sesaat semata,
- Ada yang berawal dari proses ekspansi pengembangan usaha didalam suatu badan usaha
dengan membentuk divisi lansekap,
- Ada yang berawal dari semacam keharusan mendirikan PT. berdasarkan penafsiran
doktrin yang salah bagi para lulusan arsitektur lansekap untuk wajib membuka
perusahaan lansekap, dan yang lebih lucu
- ada yang berawal dari sekedar gengsi / harga diri untuk memperoleh status sosial
diantara kelompoknya maupun ikatan primodial angkatan.
Dari sekian banyak contoh awal berdirinya bisa kita lihat aspek ekonomi menjadi dominan sebagai motor pendorong berdirinya suatu badan usaha Arsitektur Lansekap. Hanya sedikit badan usaha yang didirikan dengan mengutamakan landasan aspek idealisme yang mempunyai visi dan misi untuk menunjukan pentingnya fungsi dan peranan ilmu Arsitektur Lansekap yang berjalan seiring dengan lajunya perkembangan pembangunan kota dan wilayah di Indonesia.
Diakui, memang tidak bisa dipungkiri prinsip ekonomi sangat perlu untuk kehidupan suatu badan usaha untuk dapat tumbuh dan berkembang. Tetapi jika pada suatu titik tertentu dimana faktor ekonomi bergeser kapasitasnya/ keseimbangannya serta menjadi faktor dominan didalam suatu badan usaha konsultan dan kontraktor Ars.Lansekap, maka pudarlah semua misi dan visi yang harusnya menjadi “Soko Guru ” perusahaan .
dan selanjutnya infrastruktur kelengkapan Arsitektur Lansekap menjadi suatu bahan komoditi yang termasuk ikut dijual kepada konsumen. Runtuhlah aspek idealisme yang harusnya merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap badan usaha konsultan dan kontraktor Arsitektur Lansekap.
Fee disain dan fee jasa konstruksi menjadi bahan dagangan bisa untuk diturunkan nilainya dan ditinggikan seenaknya, sesuai hasil negosiasi ekonomi antara produsen dan 'klien' dan tidak sesuai dengan norma , dengan memanupulasi dan mengatas-namakan “demi strategi perdagangan, demi pemasaran perusahaan, demi proyek yang lebih besar dikemudian hari, demi hubungan relasi”. Fee disain menjadi berkurang separuh nilainya, bahkan kadang dihapuskan atau dijadikan satu paket dengan harga komisi penjualan material lansekap. Sekali lagi runtuhlah semua makna hakiki hak cipta didalam perusahaan dan selanjutnya akan menyebar secara cepat seperti virus racun masuk jauh kedalam badan usaha menjangkiti setiap personil perancang / karyawan didalam badan usaha tersebut, semua ikut terkontaminasi hingga runtuhlah jiwa keorsinilan dan jiwa inovasi. Dan kemudian lahir dan hiduplah karakter pembunuh disain yaitu 'plagiatism'. ironis!
Dilain sisi ruang lingkup peran konsultan dan kontraktor yang semestinya mempunyai spesifik khas yang berbeda antara keduanya, dilebur menjadi satu atap (meskipun sumber daya manusia,sarana dan prasarananya tidak memungkinkan dan memadai), organisasi badan usaha dilebarkan/diekspansikan dengan membuat cabang-cabang divisi dagang suplier tanaman,suplier materi keras, maintenance / pemeliharaan.
Optimalnya Kwalitas dan kwantitas nilai karya disain suatu proyek diabaikan, jika timbul 'complain' bisa dilobby dengan pemberian komisi kepada tangan kanan dan jarinya klien,dan parahnya ada beberapa klien yang mengeluh tentang keberadaan pelaksana yang tidak jelas juntrungannya alias mabur. Opo iki rek!
Konsep 'rancang bangun' yang merupakan salah satu bentuk keefisienan dan keefektifan demi tercapainya suatu hasil yang optimal dari suatu perencanaan / perancangan dicemari oleh buasnya dominasi aspek ekonomi. sekali lagi mengatas-namakan keprofesionalan yang dipelesetkan arti dan maknanya. Badan Usaha itu dijadikan sapi perahan tidak hanya bertindak sebagai perancang dan pelaksanaan tetapi juga suplier material dan pekerjaan pemeliharaan.
Pokok bahasan tentang kemandirian konsultan dan kontraktor didalam menjalankan fungsinya tidak semata-mata ingin menceritakan tentang tidak ada kemungkinan untuk suatu badan usaha kontraktor dan konsultan dilebur menjadi badan usaha dengan konsep satu atap, tetapi ada hal-hal penting yang harus diluruskan dan perlu suatu pemikiran yang matang didalam membuat hal tsb terwujud.perlu adanya sistem manajemen yang andal untuk membatasi benturan antara kedua komposisi badan usaha ini.
Pada era sekarang ini dimana lajunya pembangunan akan bergerak cepat, perusahaan konsultan lansekap dan kontraktor lansekap
pertama; perlu suatu pemisahan yang tegas dan jelas didalam menjalankan fungsinya sebagai badan usaha (meskipun secara Undang-undang hal tersebut elah diatur ),sehinga dapat secara optimal menyelesaikan tugasnya masing-masing dengan meng-depankan kwalitas produk yang baik dan benar.
Kedua; aspek idealisme didalam perusahaan hendaklah seimbang komposisinya dengan aspek ekonomi didalam pengambilan keputusan dan menyusun strategi perdagangan maupun pemasaran.
Perlu diingat konsultan dan kontraktor lansekap adalah badan usaha yang bergerak dibidang jasa, dimana kepercayaan adalah indikator keberhasilan dari suatu proyek atau baik atau buruknya suatu badan usaha sebab hal pertama yang dijual kepada konsumen bukanlah gagasan melainkan informasi.
Dinegeri ini ,informasi negatif itu bebas berkeliaran, informasi positif harus dicari sendiri dan kadang harus di ciptakan.
Ketiga; aspek idealisme yang akan membentuk suatu citra atau image suatu badan perusahaan itu perlu dirumuskan secara baik dan benar sehingga melahirkan visi dan misi badan usaha? , idealisme yang terpelihara dengan baik akan melahirkan fungsi dan estetika yang berkwalitas didalam perancangan maupun pelaksanaan proyek Arsitektur Lansekap dan tentu akan membawa proyek-proyek lain berdatangan ,Dan menjadi kawah candradimuka bagi sumber daya manusia yang menjadi personil perusahaan tersebut.
BERANI..????
Konsultan dan Kontraktor adalah sama-sama suatu badan usaha yang akan dan dapat merealisasikan suatu pelaksanaan pembangunan suatu kawasan,konsultan menterjemahkan ide dan gagasan dalam bentuk kertas sedangkan kontraktor mengaplikasikan dilapangan. Perbedaan lainnya adalah dalam skala prioritas kepentingan didalam badan usaha tersebut. Seperti juga konsultan Ars.lansekap Vs kontraktor Ars.lansekap jelas
berbeda kepentingan dengan konsultan sipil Vs kontraktor sipil, demikian juga antara Kontraktor Arsitek bangunan jelas berbeda dengan konsultan Arsitek.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat sejenak rincian ruang lingkup konsultan dan kontraktor lansekap:
Ruang lingkup Konsultan Arsitektur Lansekap yang terutama yaitu;
- riset dan analisis persyaratan proyek
- Rekomendasi perencanaan tapak
- Riset dan studi persyaratan ruang, fungsi dan operasi.
- Analisa dan rekomendasi tentang hal-hal yang tercakup dalam disiplin ilmu
mereka,dan juga hal-hal yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
disiplin ilmu mereka.
- Perencanaan tapak dan rekomendasi penyusunan program.
- Analisa proyeksi pertumbuhan dan perubahan serta pertimbangan dan efek-efeknya.
- persyaratan filosofi perancangan proyek.
- Survey peraturan.
- Analisis biaya Pembangunan arsitektur lansekap,studi perawatan
- Ketersediaan dan regionalitas kawasan lahan.
Sedangkan Ruang lingkup Kontraktor Arsitektur Lansekap yaitu;
- Rekomendasi Bahan dan system
- Rekomendasi Lokasi proyek dan analisis tapak
- Jadwal waktu, biaya dan pekerjaan pelaksanaan proyek
- Proyeksi dan perkembangan pelaksanaan proyek
- Perbaikan,pemeliharaan
Berdirinya suatu badan usaha kontraktor dan konsultan Arsitek Lansekap dilandasi oleh 2 faktor penting,yaitu;
Pertama; Aspek idealisme menjadi faktor penting berdirinya suatu badan usaha, cita-cita dan impian adalah daya penarik aspek idealisme untuk mendirikan badan usaha tsb. Visi dan misi menjadi dasar untuk menentukan model badan usaha tersebut apakah menjadi kontraktor atau menjadi konsultan.
Kedua; adalah Aspek Ekonomi ikut mendasari pendirian badan usaha konsultan atau kontraktor, aspek ini lebih didasari oleh azas manfaat (kapitalism) untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pendirinya dan kesejahteraan pihak yang terkait.
Menurut Peter F.Drucker,didalam bukunya”business purpose and Business mission “
mengatakan bahwa; Setiap individu yang terjun kedalam sebuah bisnis hendaklah mengetahui dan mengenal secara mendalam tentang:
- apakah bisnis kita?
- Siapakah konsumen dominan?
- Apakah yang berharga dan bernilai bagi klien?
- Apa seharusnya bentuk bisnis kita?
Uraian diatas cuma untuk memberikan gambaran landasan sudut pandang dalam menyingkapi fenomena konsultan dan kontraktor Arsitektur lansekap pada khususnya yang beroperasi di Jakarta .
Timbulnya kerancuan fungsi dan manfaat dari konsultan dan kontraktor Arsitektur Lansekap di Jakarta khususnya, bisa kita simak dari ide awal berdirinya suatu Badan Usaha Arsitektur lansekap.
- Ada yang berawal daripada memperoleh tender suatu proyek lansekap (biasanya hasil
dari proses penunjukan dan Hasil dari sub proyek oleh pihak Pertama) dan perlu
badan usaha sebagai wadah organisasi pelaksananya,
- Ada juga yang berawal dari romatisme kelompok belajar atau kelompok bermain sewaktu
kuliah untuk sama-sama mencari uang dan merealisasi impian,
- Ada yang berawal keinginan memperoleh keuntungan sesaat dari para spekulan
pengusaha yang keinginan mengejar keuntungan sesaat semata,
- Ada yang berawal dari proses ekspansi pengembangan usaha didalam suatu badan usaha
dengan membentuk divisi lansekap,
- Ada yang berawal dari semacam keharusan mendirikan PT. berdasarkan penafsiran
doktrin yang salah bagi para lulusan arsitektur lansekap untuk wajib membuka
perusahaan lansekap, dan yang lebih lucu
- ada yang berawal dari sekedar gengsi / harga diri untuk memperoleh status sosial
diantara kelompoknya maupun ikatan primodial angkatan.
Dari sekian banyak contoh awal berdirinya bisa kita lihat aspek ekonomi menjadi dominan sebagai motor pendorong berdirinya suatu badan usaha Arsitektur Lansekap. Hanya sedikit badan usaha yang didirikan dengan mengutamakan landasan aspek idealisme yang mempunyai visi dan misi untuk menunjukan pentingnya fungsi dan peranan ilmu Arsitektur Lansekap yang berjalan seiring dengan lajunya perkembangan pembangunan kota dan wilayah di Indonesia.
Diakui, memang tidak bisa dipungkiri prinsip ekonomi sangat perlu untuk kehidupan suatu badan usaha untuk dapat tumbuh dan berkembang. Tetapi jika pada suatu titik tertentu dimana faktor ekonomi bergeser kapasitasnya/ keseimbangannya serta menjadi faktor dominan didalam suatu badan usaha konsultan dan kontraktor Ars.Lansekap, maka pudarlah semua misi dan visi yang harusnya menjadi “Soko Guru ” perusahaan .
dan selanjutnya infrastruktur kelengkapan Arsitektur Lansekap menjadi suatu bahan komoditi yang termasuk ikut dijual kepada konsumen. Runtuhlah aspek idealisme yang harusnya merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap badan usaha konsultan dan kontraktor Arsitektur Lansekap.
Fee disain dan fee jasa konstruksi menjadi bahan dagangan bisa untuk diturunkan nilainya dan ditinggikan seenaknya, sesuai hasil negosiasi ekonomi antara produsen dan 'klien' dan tidak sesuai dengan norma , dengan memanupulasi dan mengatas-namakan “demi strategi perdagangan, demi pemasaran perusahaan, demi proyek yang lebih besar dikemudian hari, demi hubungan relasi”. Fee disain menjadi berkurang separuh nilainya, bahkan kadang dihapuskan atau dijadikan satu paket dengan harga komisi penjualan material lansekap. Sekali lagi runtuhlah semua makna hakiki hak cipta didalam perusahaan dan selanjutnya akan menyebar secara cepat seperti virus racun masuk jauh kedalam badan usaha menjangkiti setiap personil perancang / karyawan didalam badan usaha tersebut, semua ikut terkontaminasi hingga runtuhlah jiwa keorsinilan dan jiwa inovasi. Dan kemudian lahir dan hiduplah karakter pembunuh disain yaitu 'plagiatism'. ironis!
Dilain sisi ruang lingkup peran konsultan dan kontraktor yang semestinya mempunyai spesifik khas yang berbeda antara keduanya, dilebur menjadi satu atap (meskipun sumber daya manusia,sarana dan prasarananya tidak memungkinkan dan memadai), organisasi badan usaha dilebarkan/diekspansikan dengan membuat cabang-cabang divisi dagang suplier tanaman,suplier materi keras, maintenance / pemeliharaan.
Optimalnya Kwalitas dan kwantitas nilai karya disain suatu proyek diabaikan, jika timbul 'complain' bisa dilobby dengan pemberian komisi kepada tangan kanan dan jarinya klien,dan parahnya ada beberapa klien yang mengeluh tentang keberadaan pelaksana yang tidak jelas juntrungannya alias mabur. Opo iki rek!
Konsep 'rancang bangun' yang merupakan salah satu bentuk keefisienan dan keefektifan demi tercapainya suatu hasil yang optimal dari suatu perencanaan / perancangan dicemari oleh buasnya dominasi aspek ekonomi. sekali lagi mengatas-namakan keprofesionalan yang dipelesetkan arti dan maknanya. Badan Usaha itu dijadikan sapi perahan tidak hanya bertindak sebagai perancang dan pelaksanaan tetapi juga suplier material dan pekerjaan pemeliharaan.
Pokok bahasan tentang kemandirian konsultan dan kontraktor didalam menjalankan fungsinya tidak semata-mata ingin menceritakan tentang tidak ada kemungkinan untuk suatu badan usaha kontraktor dan konsultan dilebur menjadi badan usaha dengan konsep satu atap, tetapi ada hal-hal penting yang harus diluruskan dan perlu suatu pemikiran yang matang didalam membuat hal tsb terwujud.perlu adanya sistem manajemen yang andal untuk membatasi benturan antara kedua komposisi badan usaha ini.
Pada era sekarang ini dimana lajunya pembangunan akan bergerak cepat, perusahaan konsultan lansekap dan kontraktor lansekap
pertama; perlu suatu pemisahan yang tegas dan jelas didalam menjalankan fungsinya sebagai badan usaha (meskipun secara Undang-undang hal tersebut elah diatur ),sehinga dapat secara optimal menyelesaikan tugasnya masing-masing dengan meng-depankan kwalitas produk yang baik dan benar.
Kedua; aspek idealisme didalam perusahaan hendaklah seimbang komposisinya dengan aspek ekonomi didalam pengambilan keputusan dan menyusun strategi perdagangan maupun pemasaran.
Perlu diingat konsultan dan kontraktor lansekap adalah badan usaha yang bergerak dibidang jasa, dimana kepercayaan adalah indikator keberhasilan dari suatu proyek atau baik atau buruknya suatu badan usaha sebab hal pertama yang dijual kepada konsumen bukanlah gagasan melainkan informasi.
Dinegeri ini ,informasi negatif itu bebas berkeliaran, informasi positif harus dicari sendiri dan kadang harus di ciptakan.
Ketiga; aspek idealisme yang akan membentuk suatu citra atau image suatu badan perusahaan itu perlu dirumuskan secara baik dan benar sehingga melahirkan visi dan misi badan usaha? , idealisme yang terpelihara dengan baik akan melahirkan fungsi dan estetika yang berkwalitas didalam perancangan maupun pelaksanaan proyek Arsitektur Lansekap dan tentu akan membawa proyek-proyek lain berdatangan ,Dan menjadi kawah candradimuka bagi sumber daya manusia yang menjadi personil perusahaan tersebut.
BERANI..????
Label: Profesi
posted by JOHN F.PAPILAYA at 15.31 | Permalink |
4 Comments:
At 20.49, butiqtasya
At 20.51, butiqtasya
mr, nice blog, mau tanya referensi ttg RAB dimana ya? tq