Rabu, September 12, 2007
MANUSIA berjudul DOSEN
Berkatalah seorang bijak pada suatu RUANG dan WAKTU yang lalu
"Para guru adalah Arsitek Jiwa Manusia"
Makna yang terkandung didalam kalimat tersebut, jelas mahasiswa dan Alumni suatu perguruan tinggi akan selalu menjadi cermin yang menyatakan segala kegagalan, kesuksesan dan kekurangan dari para guru / dosennya, inilah yang dinamakan REFLEKTOR MORALITAS.



Seorang filsuf Inggris JOHN LOCKE menyatakan hati seorang anak (calon Siswa Baru) merupakan "TABULA RASA" (mempunyai arti ; Kertas kosong yang putih) dan tergantung apa yang akan diberikan kepadanya dan apa yang akan dituliskan kepadanya.

jika pernyataan ini dibaca dan dipahami dengan cermat, akan terlihat jelas setiap siswa baru akan menjadi satu alat 'pembersih dan pencuci bathin' bagi jiwa gurunya atau dosennya,sebab apa...? .Karena pada saat ketika mengajar mahasiswa baru dengan segala ilmu dan seni yang belum mereka ketahui, pada saat itu juga si siswa baru mengajarkan kepada dosen akan kepolosan, keikhlasan, kejujuran dan tanpa topeng kemunafikan. Hal ini penting untuk para pendidik, sebagai sarana pencucian mata hati jiwa, KARENA DOSEN ADALAH ARSITEK JIWA MANUSIA.

Mana yang akan anda pilih,sebuah buket kembang atau sebungkus benih? Mungkin kebanyakan diantara kita memilih buketnya. Tetapi jika anda seorang pendidik, anda menyadari keterbatasan-keterbatasan dari bunga-bunga potongan, betapun indahnya mereka, dan kemungkinan besar anda akan memilih meluangkan waktu untuk mengumpulkan,memilih dan menanam benih tersebut.Bisa saja seorang Abraham Lincoln disambut dengan guyuran bunga andaikata ia menyerah pada tuntutan para colonial, tetapi ia memilih menanam biji kemerdekaan bagi tiap orang dan dengan demikian ia menjadi pemimpin terbesar sepanjang zaman.

Pada kesempatan berdiskusi dan saling bertukar pengalaman, dan rangkuman pengalaman mengajar , dan kiat-kiat mengajar. Diperoleh hasil rumusan mengenai kriteria mental sosok seorang pengajar yang ideal diluar persyaratan gelar yang juga merupakan suatu keharusan , tetapi rumusan ini lebih condong pada kebutuhan pertimbangan etik .

1.DOSEN YANG PANDAI MENGAJAR adalah ; manusia yang mempunyai keyakinan mengajar dan percaya penuh kepada kemampuannya untuk mendidik, (bukan ditentukan pintar atau tidaknya otak pikiran seseorang, karena pintar adalah kalimat penyataan relatif didunia ini), sedangkan Dosen yang tidak baik akan terlalu banyak membuat larangan untuk anak - didiknya.

2.DOSEN YANG BIJAK
adalah ; manusia dosen yang harus dapat menemukan perbedaan setiap insan mahasiswanya, karena setiap orang berbeda, sehingga perlu bagi dosen untuk peka dan menemukan perbedaan-perbedaan dan keunikan setiap pribadi, lalu memimpin mereka untuk menggali keistimewaan dan keunggulan masing-masing keunikan mereka.
Kenapa...?
Karena dosen yang bijak bukan hendak membangun perumahan perumahan BTN yang seragam, dosen adalah ARSITEK setiap individu yang membangun dengan cara dan disain yang berbeda-beda.

3.DOSEN YANG AGUNG
adalah; manusia yang tidak bisa mengubah pembawaan dan kecenderungan temperamen seorang mahasiswa, namun dosen harus peka untuk melihat arah, dengan demikian dosen akan berjalan didepan mahasiswanya sebagai penuntun jalan. Pepatah mengatakan"guru kencing berdiri,murid kencing berlari"

4.DOSEN YANG MULIA
adalah; Manusia yang yang dapat menciptakan 'kehausan' pada diri mahasiswanya, karena sifat dasar manusia adalah keingintahuan yang besar.dan kala 'kehausan' ini ada didalam jiwa mahasiswanya maka timbul ambisi untuk belajar dan inilah KEKUATAN PENDIDIKAN.

5.DOSEN YANG TERPERCAYA
adalah; Manusia yang melakukan kontak pribadi dengan pribadi, janganlah dosen hanya mengontak mahasiswa/i dengan hanya berpegang pada peraturan kampus atau dengan pengajaran dan kurikulum kampus, hendaklah dilakukan kontak jiwa kejiwa, hati kehati, pikiran ke pikiran dan emosi ke emosi, maka dosen akan tampil dengan pribadi yang dihormati dan dikagumi oleh mahasiswanya. Otomatis aktivitas pendidikan akan menjadi hidup dan tidak merupakan aktivitas statis.


Seorang sahabat pernah berkata;
"Keanekaragaman manusia dengan berbagai jenis disiplin ilmu membuat sudut pandang lebih objektif, dan sketsa 'kehidupan' ilmu pendidikan semakin bisa dicerna oleh setiap insan manusia.



Label:

 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 17.41 | Permalink |


0 Comments:


Posting Komentar

~ back home