Minggu, September 09, 2007
Inkonsistensi Keprofesian Arsitek Lansekap
Ada sebuah fenomena alam yang menarik untuk direnungkan sejenak, secara fisika diterangkan andaikan sebuah tabung bejana ukur kita isi dengan air bersih dengan ketinggian ukuran tertentu, dan kita tuangkan air tersebut kedalam sebuah piring, tentu akan menghasilkan ruang tergenang yang melebar dengan ketinggian air yang dangkal, jika dibandingkan dengan menuangkan isi tabung tersebut dalam sebuah gelas maka akan didapatkan kedalaman air yang lebih tinggi daripada air dipiring meskipun luas permukaan yang digenangi tidak selebar permukaan piring .

Fenomena inilah yang sering terjadi pada sistem manajemen badan usaha profesi Arsitektur Lansekap,


keputusan-keputusan visi sebagai pedoman arahnya perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya seringkali melebar (inkonsistensi) ke ruang lingkup yang lebih luas menyebabkan kedalaman dari tingkat keahlian dan ketrampilan dan sarana pendukung dalam usaha meningkatkan kualitas seringkali tidak menghasilkan target yang memuaskan, dan lucunya kadangkala pembuatan ruang lingkup pekerjaan suatu badan usaha mengacu kepada proposal perusahaan lain yang lebih dulu berdiri dan mungkin sudah melakukan riset dan survey pasar, Kebanyakan pada saat timbul gagasan untuk membentuk suatu badan Usaha pertimbangan emosionil lebih dominan sebelum badan usaha itu didirikan, sehingga menyebabkan pedalaman materi jasa , metoda dan perekrutan tenaga kerja pada perusahaan sering tidak tepat pada sasaran pasar yang akan dituju akibatnya target pasar melebar mengikuti 'mekanisme pasar'.

Perkembangan badan usaha dengan strategi manajemen 'mengikuti pasar' akan baik untuk badan-badan usaha yang memiliki struktur badan usaha yang jelas dan sudah berjalan dengan baik serta mempunyai pondasi elemen badan usaha yang solid, serta segmen pasar yang dituju sudah mengalami suatu proses survey dan riset pasar serta siap untuk melakukan ekspansi kedalam pangsa pasar yang lain dengan persyaratan mempunyai nilai yang sama dengan 'basic core' bisnisnya
Tapi, bila diterapkan penggunaan istilah tersebut pada perusahaan yang belum kuat organisasi sumber daya manusianya maka akan jadi boomerang bagi pertumbuhan keuangan dan intregritas perusahaan.

Mengamati dan coba untuk memahami permasalahan,
mengapa para kontraktor dan konsultan lansekap sering kalah bersaing serta tidak kompetitif dengan layman / hobbyist?
.


Banyak faktor yang dapat dijadikan sebagai sebab-akibat, Salah Satu sebabnya dapat Diibaratkan bagaikan petarung yang salah memilih arena pertarungan, maksudnya dengan memakai baju silat dan kemampuan silat bertanding di ring tinju, yang mana minat penonton, aturan permainan yang berbeda, yah… jelas kalah bersaing, meskipun petinju yang menjadi lawan adalah pemain baru, sebab sejelek-jeleknya ia mengetahui segala seluk beluk ketepatan dalam menggunakan sarana dan tahu mengenai aturan pertinjuan.
Demikianlah kondisi yang terjadi pada badan-badan usaha Arsitektur Lansekap sering terjadi para pemilik perusahaan melakukan strategi pemasaran tanpa mengetahui kendala dan potensi sumber daya manusia yang dimilikinya sehingga prestasi dalam pembangunan sebuah proyek jadi tidak berkualitas dan jauh dari hasil yang sempurna, tenaga kerja yang menjadi motor dari perusahaan tidak mempunyai kespesifikan yang khas dan dalam menyajikan informasi bagi klien hanyalah merupakan hal-hal yang umum. Para pemimpin dari perusahaan yang seharusnya dapat mengindentifikasikan, mengartikulasikan dan meringkas konsep-konsep yang memotivasi tenaga kerja untuk meningkatkan kemampuan dan yang paling penting dapat mengintisarikan ide menjadi konsep yang mudah untuk dipahami.

sesungguhnya tidak ada yang namanya perilaku organisasi yang ada hanyalah perilaku individu, yang lain-lainya merupakan akibat dari perilaku individu ini
.


Jika sebuah kontraktor dan konsultan memang mengkhususkan didalam bidang pekerjaan taman dengan batasan luas dan segmen pasar yang terukur dengan kemampuan manajemen dan keahlian yang dimiliki, Hal tersebut akan lebih bisa dapat menghasilkan suatu hasil yang maksimal dan bisa bersaing, dikarenakan pendalaman materi, teknik, manajemen, kespesifikan perusahaan akan lebih tajam dan fokus dan membebaskan potensi berkreasi serta berekspresi.

Salah satu definisi “orang professional” adalah orang yang melakukan hal-hal tertentu meskipun ia tidak senang melakukannya,Dengan kata lain, seorang professional bukanlah orang yang angin-anginan,Para professional tetap berfokus pada pencapaian misi merreka yang gemilang dan mengerjakan hal-hal yang sulit
Dan yang lebih penting konsistensi misi dan visi usaha yang dijadikan landasan untuk melakukan tindakan ‘public relation’ dan marketing akan mencapai target dan pengembangan usaha.

Sekarang ini banyak toko dan perusahaan-perusahaan menuliskan pernyataan misi mereka untuk memberitahu public mengenai keberadaan mereka.
Pernah terlihat tanpa sengaja sebuah selebaran disebuah toko perhiasan yang berbunyi: misi kami adalah menciptakan perhiasan yang akan membawa keindahan pada jiwa pembeli agak terpana membaca isi daripada selebaran tersebut,Pengusaha toko itu merasakan adanya panggilan yang lebih mulia pada pekerjaannya bukan sekedar menghitung laba.

Mahatma Gandhi pernah berkata ada tujuh hal yang akan menghancurkan kita semuanya berkaitan dengan kondisi sosial dan politik,salah satu dari tujuh hal tersebut adalah Perdagangan (bisnis) tanpa Moralitas(etika), dan didalam buku ‘Moral sentiments’ tulisan dari AdaM Smith menjelaskan betapa pentingnya dasar moral bagi keberhasilan sistem perusahaan , bagaimana kita saling memperlakukan satu sama lain, semangat untuk berbuat hal positif, untuk memberikan service yang baik, Apabila kita mengabaikan dasar moral dan tanpa pendidikan /pelatihan berkelanjutan, perusahaan akan membentuk badan usaha bisnis yang tidak bermoral.

Hal ini mengingatkan saya pada janji Richard Rich kepada Thomas More dalam drama ,’A Man For All Seasons’ .Richard Rich mengagumi kejujuran dan integritas More dan Ia ingin bekerja padanya.
dia memohon,”berilah saya pekerjaan”.
More menjawab,” Tidak”.
Rich memohon lagi ,”Berilah saya pekerjaan!” dan lagi-lagi jawabannya tidak.
Kemudian Rich membuat janji yang mengharukan namun menimbulkan simpati:”saya akan setia”
Sir Thomas, tahu apa yang menguasai rich,menjawab:”Richard,engkau tidak dapat bertanggungjawab pada dirimu sendiri bahkan sampai malam ini sekalipun,Engkau mungkin mengaku setia sekarang tetapi cukup dengan situasi yang berbeda, uang suap dan tekanan yang tepat, dan engkau akan menjadi begitu dikuasai ambisi dan kesombonganmu sehingga engkau tidak dapat setia kepadaku”
Ramalan Sir Thomas More terbukti malam itu juga, sebab Richard Rich mengkhianatinya!.


Moralitas dalam menjalankan perusahaan adalah faktor penting yang dapat menjaga setiap badan usaha untuk tetap exist dan berkarya,dan ini bisa dapat dilakukan jika badan usaha Arsitektur Lansekap mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan pola atau cara kerja Ilmu Arsitektur Lansekap berkerja dan hidup dalam setiap pembangunan proyek.

Menunda dan melakukan sesuatu secara tergesa-gesa tidak berlaku dalam HUKUM PERTANIAN, semua hal butuh kesabaran dan melalui proses waktu,kesetiaan dalam melakukan setiap pekerjaan,maka HUKUM PANEN pun akan berlaku, Maka dari itu tanamkan hukum pertanian dalam membangun suatu badan usaha Arsitektur Lansekap.

Bila anda sudah dapat menghilangkan yang tidak mungkin apapun yang tertinggal, meskipun mustahil, pasti merupakan kebenarannya
Sir Arthur Conan Doyle.





Label:

 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 20.42 | Permalink |


1 Comments:


At 10.18, Blogger Unknown

Selamat pagi pak john ..
salam kenal saya daisy, salah satu dosen di prodi Arsitektur Lanskap ISTN

Senang sekali saya membaca blog bapak dan banyak informasi dan pengetahuan yang bisa saya dapatkan

Saat ini saya sedang membuat materi ajar mk etika profesi, maka saya mohon ijin untuk menjadikan tulisan bapak sebagai salah satu literatur bagi materi ajar kami..

terima kasih banyak

salam hijau

 

Posting Komentar

~ back home