Sabtu, Mei 15, 2010
Ekologi Manusia.
S
enang sekali rasanya jika dapat menikmati sebuah ruang publik atau sebuah ruang privat yang merupakan karya bentukan ruang luar yang lahir dari tangan-tangan kreatif seorang arsitek lansekap, apalagi jika bentukan arsitektur lansekap itu didasari oleh pengetahuan dan pemahaman atas sikap hidup manusia dari budaya suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia.
Seorang arsitek lansekap yang memiliki kemampuan analisis dan kemampuan artistik untuk mengtransformasikan kemampuan daya dukung suatu lingkungan sebuah ruang menjadi aset bagi sebuah komunitas tidak lepas dari kepiawaian akan pemahaman akan proses interaksi manusia dengan lingkungannya.
Ekologi Manusia atau biasa dinamakan Antropologi Ekologi atau Antropologi Lingkungan merupakan sebuah ilmu yang mutlak dipelajari dan dipahami oleh seorang arsitek lansekap , oleh karena jika seorang arsitek lansekap memasuki sebuah bidang lansekap yang dilihatnya bukan apa yang ada disitu semata, tetapi juga mengenai hal-hal apa saja yang sedang terjadi disitu yaitu interaksi antara manusia dengan lingkungannya atau interaksi antara berbagai komponen ekosistem.
Memahami berbagai keterkaitan aktivitas manusia dengan lingkungannya melalui pendekatan Ekologi manusia yang merupakan suatu upaya untuk mendapatkan suatu kerangka analisis, terutama dalam konteks mengenai saling pengaruh-mempengaruhi antara manusia dengan lingkungannya, akan sangat bermanfaat bagi landasan dalam perencanaan sebuah bentukan ruang luar yang nantinya menjadi sebuah lingkungan binaan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap perilaku sosial mahluk manusia yang muncul dan berkembang .
Ketergantungan kehidupan manusia ehari-hari sangat erat tergantung dengan lingkungannya,seperti halnya mahluk hidup lainnya, manusia dalam kehidupan sehari-hari di muka bumi di pengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya, baik lingkungan hidup (biotik) maupun lingkungan tak hidup (abiotik),hal ini perlu menjadi sebuah landasan dalam sebuah perencanaan bentukan arsitektur lansekap pada ruang luar dimana aktivitas pembangunan pada ruang luar dapat menimbulkan perubahan pada sistem sosial maupun ekosistem.
Aktivitas pembangunan ruang luar yang biasanya diawali dengan proses perencanaan arsitektur lansekap , jika hanya menekankan pada aspek ekonomi tanpa mengintregrasikan dengan faktor-faktor sosial, budaya dan lingkunagn akan dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem sosial maupun ekosistem dan yang akhirnya akan membawa kehancuran pada lingkungan.
Dengan hancur dan rusaknya sebuah lingkungan maka tanpa terasa akan dapat menimbulkan pengaruh balik pada kehidupan atau sistem sosial mausia sendiri, kerusakan akan terjadi pada tingkat kehidupan manusia pada akhirnya akan membawa pengaruh terhadap kebudayaan manusia.
Keinginan manusia untuk memuaskan dahaganya akan benda-benda material/kekayaan yang dilakukan dengan cara mengeksploitasi alam tanpa mengindahkan daya dukung lingkungan kadang seringkali membuat manusia kurang bijaksana dalam mengambil keputusan-keputusan pembangunan yang dampaknya dalam waktu empat dekade terakhir terjadi berbagai kerusakan lingkungan, misalnya berbagai perubahan lingkungan yang bersifat irreversible terhadap komposisi atmosfer sehingga menyebabkan perubahan iklim dunia, kerusakan pada ozon stratosferik akibatnya bertambahnya gangguan terhadap berbagai organisme hidup dari sinar ultraviolet matahari, degradasi topsoil dan bertambahnya desertification, kehilangan keanekaan biologi, gangguan terhadap fosintesis dan daur nutrisi, makin meluasnya pencemaran udara, sungai dan lautan serta pengurangan dan penurunan muka air tanah.
(sumber,Ekologi manusia dan pembangunan berkelanjutan;Johan Iskandar 2009)
Seorang arsitek lansekap mempunyai 3 pilar Tanggung jawab dalam merencanakan sebuah bentukan ruang luar yaitu; Tanggung jawab terhadap Lingkungan (Enviromental responbility), Tanggungjawab terhadap Kualitas Estetika (Aesthetic Quality) dan Tanggungjawab terhadap Fungsi Sosial (Social Function).
Berbekal kesadaran akan tanggungjawab ketiga pilar itu akan dapat menciptakan atmosfir yang baik pada sebuah bentukan ruang luar karya seorang arsitek lansekap yang dampaknya akan dapat memberi dan berpengaruh terhadap sikap hidup para pengguna dan diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan semangat menghargai dan memihak pembangunan berwawasan lingkungan yang pro-ekonomi, pro-sosial budaya, dan pro-lingkungan hidup.
enang sekali rasanya jika dapat menikmati sebuah ruang publik atau sebuah ruang privat yang merupakan karya bentukan ruang luar yang lahir dari tangan-tangan kreatif seorang arsitek lansekap, apalagi jika bentukan arsitektur lansekap itu didasari oleh pengetahuan dan pemahaman atas sikap hidup manusia dari budaya suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia.
Seorang arsitek lansekap yang memiliki kemampuan analisis dan kemampuan artistik untuk mengtransformasikan kemampuan daya dukung suatu lingkungan sebuah ruang menjadi aset bagi sebuah komunitas tidak lepas dari kepiawaian akan pemahaman akan proses interaksi manusia dengan lingkungannya.
Ekologi Manusia atau biasa dinamakan Antropologi Ekologi atau Antropologi Lingkungan merupakan sebuah ilmu yang mutlak dipelajari dan dipahami oleh seorang arsitek lansekap , oleh karena jika seorang arsitek lansekap memasuki sebuah bidang lansekap yang dilihatnya bukan apa yang ada disitu semata, tetapi juga mengenai hal-hal apa saja yang sedang terjadi disitu yaitu interaksi antara manusia dengan lingkungannya atau interaksi antara berbagai komponen ekosistem.
Memahami berbagai keterkaitan aktivitas manusia dengan lingkungannya melalui pendekatan Ekologi manusia yang merupakan suatu upaya untuk mendapatkan suatu kerangka analisis, terutama dalam konteks mengenai saling pengaruh-mempengaruhi antara manusia dengan lingkungannya, akan sangat bermanfaat bagi landasan dalam perencanaan sebuah bentukan ruang luar yang nantinya menjadi sebuah lingkungan binaan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap perilaku sosial mahluk manusia yang muncul dan berkembang .
Ketergantungan kehidupan manusia ehari-hari sangat erat tergantung dengan lingkungannya,seperti halnya mahluk hidup lainnya, manusia dalam kehidupan sehari-hari di muka bumi di pengaruhi dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya, baik lingkungan hidup (biotik) maupun lingkungan tak hidup (abiotik),hal ini perlu menjadi sebuah landasan dalam sebuah perencanaan bentukan arsitektur lansekap pada ruang luar dimana aktivitas pembangunan pada ruang luar dapat menimbulkan perubahan pada sistem sosial maupun ekosistem.
Aktivitas pembangunan ruang luar yang biasanya diawali dengan proses perencanaan arsitektur lansekap , jika hanya menekankan pada aspek ekonomi tanpa mengintregrasikan dengan faktor-faktor sosial, budaya dan lingkunagn akan dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem sosial maupun ekosistem dan yang akhirnya akan membawa kehancuran pada lingkungan.
Dengan hancur dan rusaknya sebuah lingkungan maka tanpa terasa akan dapat menimbulkan pengaruh balik pada kehidupan atau sistem sosial mausia sendiri, kerusakan akan terjadi pada tingkat kehidupan manusia pada akhirnya akan membawa pengaruh terhadap kebudayaan manusia.
Keinginan manusia untuk memuaskan dahaganya akan benda-benda material/kekayaan yang dilakukan dengan cara mengeksploitasi alam tanpa mengindahkan daya dukung lingkungan kadang seringkali membuat manusia kurang bijaksana dalam mengambil keputusan-keputusan pembangunan yang dampaknya dalam waktu empat dekade terakhir terjadi berbagai kerusakan lingkungan, misalnya berbagai perubahan lingkungan yang bersifat irreversible terhadap komposisi atmosfer sehingga menyebabkan perubahan iklim dunia, kerusakan pada ozon stratosferik akibatnya bertambahnya gangguan terhadap berbagai organisme hidup dari sinar ultraviolet matahari, degradasi topsoil dan bertambahnya desertification, kehilangan keanekaan biologi, gangguan terhadap fosintesis dan daur nutrisi, makin meluasnya pencemaran udara, sungai dan lautan serta pengurangan dan penurunan muka air tanah.
(sumber,Ekologi manusia dan pembangunan berkelanjutan;Johan Iskandar 2009)
Seorang arsitek lansekap mempunyai 3 pilar Tanggung jawab dalam merencanakan sebuah bentukan ruang luar yaitu; Tanggung jawab terhadap Lingkungan (Enviromental responbility), Tanggungjawab terhadap Kualitas Estetika (Aesthetic Quality) dan Tanggungjawab terhadap Fungsi Sosial (Social Function).
Berbekal kesadaran akan tanggungjawab ketiga pilar itu akan dapat menciptakan atmosfir yang baik pada sebuah bentukan ruang luar karya seorang arsitek lansekap yang dampaknya akan dapat memberi dan berpengaruh terhadap sikap hidup para pengguna dan diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan semangat menghargai dan memihak pembangunan berwawasan lingkungan yang pro-ekonomi, pro-sosial budaya, dan pro-lingkungan hidup.
Posting Komentar