Kamis, Mei 29, 2025
Ngopi Bareng Bill Bensley: Belajar Desain yang Penuh Cerita dan Warna

 


Pernah nggak, kamu masuk ke sebuah hotel atau resort dan langsung merasa seperti lagi masuk ke dunia lain? Bukan cuma cantik, tapi penuh kejutan, warna, dan cerita di setiap ruang sudutnya. Nah, itu salah satu ciri khas desainnya Bill Bensley seorang arsitek lanskap eksentrik yang terkenal karena gayanya yang nggak biasa, tapi susah dilupakan.

Jadi, buat kamu yang bergelut di dunia desain lanskap, arsitektur, atau bahkan sekadar pencinta ruang indah, ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari pria yang disebut-sebut sebagai “Willy Wonka-nya dunia hospitality” ini.

Yuk kita bahas santai, sambil ngebayangin kita lagi ngopi sore di teras resort tropis!

1.Cerita Dulu, Desain Kemudian

Bill Bensley selalu memulai desain dari sebuah cerita. Bukan sekadar bikin taman atau bangunan yang estetik, tapi semuanya harus punya soul. Bensley bukan tipe desainer yang langsung buka laptop dan gambar denah. Dia justru mulai dari pertanyaan yang lebih dalam: “Apa kisah yang ingin diceritakan tempat ini?”

Misalnya waktu dia bikin JW Marriott di Phu Quoc, Vietnam. Dia nggak bilang, “Ini hotel bintang lima.” Tapi dia ciptakan cerita: menciptakan konsep imajiner seolah-olah hotel itu adalah kampus dari universitas fiktif abad ke-19. Jadilah setiap ruangan terasa seperti bagian dari narasi besar. Bukan cuma tempat nginap, tapi pengalaman imajinatif. Setiap ruang punya karakter terkesan ada nuansa sejarah yang bikin tamu merasa sedang menjelajahi museum hidup

Buat kita sebagai arsitek lanskap, ini bisa diartikan: sebelum gambar-gambar layout, pikirkan dulu, apa kisah dari tempat ini? Apakah tentang budaya lokal? Tentang petualangan? Atau tentang nostalgia masa kecil?

Kita sebagai arsitek lanskap bisa belajar dari sini. Bahwa setiap ruang luar bisa punya cerita. Mau itu berupa bentuk taman, jalan setapak, atau gerbang masuk—semuanya bisa jadi bagian dari storytelling yang membuat desain kita lebih bermakna

2. Maximalism: Berani, Tapi Terarah

Bill Bensley nggak pelit warna. Dia pakai semuanya! Merah, biru, kuning, hijau—kadang semua dalam satu ruang. Tapi anehnya, tetap kerasa indah dan nyambung. Inilah yang disebut sebagai maximalism, yaitu gaya desain yang kaya warna, detail, dan elemen dekoratif.

Tapi ingat!, bukan berarti asal tabrak saja. Di tangan Bensley, semua warna, bentuk, dan ornamen itu punya tujuan. Mereka saling menguatkan cerita, bikin mata kita menari dari satu detail ke detail lain. Seperti baca buku cerita bergambar di setiap halaman punya kejutan baru, punya nuansa berbeda.

Maximalism ala Bensley tetap punya aturan main.  Elemen yang dipakai harus mendukung cerita, memperkuat suasana, dan bikin pengunjung terus ingin menjelajah. Misalnya:

·         Ubin berpola rumit yang memandu arah langkah.

·         Ukiran khas lokal yang memberi rasa tempat.

·         Kombinasi tekstur—dari rotan, batu, sampai kaca patri—yang menggoda mata untuk terus memandang.

Kalau kamu seorang desainer lanskap, bisa mulai dari menggunakan tanaman berwarna tajam, elemen hardscape unik, atau bahkan jalur masuk dengan framing dramatis. , bebatuan unik, jalur setapak zigzag, atau elemen air yang muncul tiba-tiba.

Alhasil Ruang akan jadi kaya rasa.  Intinya: bikin pengunjung merasa seperti masuk ke dunia rahasia.

3. Seni Lokal Bukan Sekadar Hiasan

Bill Bensley sangat mencintai budaya lokal. Dia sering berkolaborasi dengan pengrajin setempat untuk menghidupkan elemen-elemen desain. Patung batu, tekstil tenun, furniture kayu ukir—semuanya bukan hanya ornamen, tapi bagian dari cerita tempat itu sendiri.

Cara bensley memberdayakan seni lokal adalah caranya menghadirkan roh lokal. Bukan cuma tempel ornamen budaya, tapi benar-benar menggali dan menghidupkan warisan setempat lewat desain.

Nah, kita pun bisa meniru cara ini. Dalam desain lanskap, misalnya, kamu bisa menghadirkan relief lokal, plaza dengan pola batik, atau instalasi seni dari material alami yang menceritakan identitas tempat. pikirkan elemen lokal yang bisa diangkat dan selalu ingat bukan karena tren, tapi karena memang punya makna. Mungkin lewat motif batu, pola tanam, atau bentuk jalur yang terinspirasi dari budaya setempat.lekayaan ala, budaya Indonesia kaya akan hal seni lokal yang bisa di eksploitasi secara luxury.

4. Kejutan adalah Rasa Manis di Ujung Lidah

Salah satu trik jitu Bensley adalah menciptakan momen-momen kejutan. Tangga spiral yang tersembunyi, jembatan gantung di tengah hutan, atau koridor rahasia yang mengantar ke taman tersembunyi. Semua ini bikin pengalaman jadi tak terlupakan.

Dalam konteks lanskap, kamu bisa pakai prinsip ini dengan:

·         Pintu gerbang tak terduga

·         Tanaman rimbun yang membuka ke ruang terbuka

·         Suara air atau pencahayaan tersembunyi yang muncul tiba-tiba

Itu semua bukan kebetulan. Ia sengaja dirancang untuk menciptakan momen “wah”. Dalam lanskap, ini bisa diterjemahkan jadi pintu kecil yang menyambut taman luas, atau jalan setapak yang menyempit lalu melebar. Seperti menyajikan kisah, bab demi bab.

5. Desain yang Mengutamakan Keberlanjutan dan Keharmonisan Alam

Meskipun desain Bensley dikenal dengan elemen mewah dan kreatifnya, ia tetap memperhatikan keberlanjutan dan konservasi alam. Dalam banyak proyeknya, ia berfokus pada pengelolaan air yang efisien, pemilihan tanaman yang ramah lingkungan, menggunakan tanaman lokal yang dapat tumbuh dengan baik di lingkungan tersebut, dan penggunaan bahan-bahan lokal yang lebih ramah lingkungan.

Keberlanjutan adalah elemen penting dalam desain lanskap Bensley. Ia sering memilih untuk, meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem lokal, dan menjaga keseimbangan alam.

Bensley sangat peduli terhadap konservasi alam dan banyak karyanya bertujuan untuk meminimalkan jejak ekologis dari pembangunan.

Contoh Karya Bill Bensley:

1.St.regis Hotel, Bali,Indonesia

Resor ini dirancang dengan thema gung ke laut Dimana  perencnaan disain mencerminkan perjalanan dari gunug kelaut, area lobby dan tangga utama yang menjadi jalur utama tamu menggambarkan gunung

2.Capella Ubud, Bali, Indonesia:

Resor ini menampilkan lanskap yang terinspirasi dari budaya Bali dan alam tropis. Bensley menggunakan elemen seperti kolam renang alami, tanaman tropis, dan struktur yang terbuat dari bahan alami untuk menciptakan suasana yang harmonis dengan alam.

3.Shinta Mani Wild (Kamboja)

Sebuah proyek resor mewah yang berfokus pada keberlanjutan dan konservasi alam. Bensley menggabungkan desain lanskap yang menghormati alam sekitar, dengan penggunaan material lokal dan elemen-elemen alami, seperti air terjun dan jalur-jalur yang mengalir, untuk menciptakan pengalaman yang terhubung dengan alam. Hotel ini menampilkan lanskap yang memadukan elemen tradisional Thailand dengan desain modern. Bensley menggunakan tanaman tropis, kolam air, dan patung-patung untuk menciptakan suasana yang tenang dan elegan.

4.Four Seasons Tented Camp Golden Triangle (Thailand)

Di sini, Bensley merancang sebuah kamp yang terletak di dalam hutan, menggunakan elemen alam yang kaya tekstur untuk menciptakan atmosfer magis dan petualangan. Desainnya juga mengintegrasikan elemen-elemen budaya lokal dan menciptakan ruang yang sangat responsif terhadap ekosistem hutan.

5.Soneva Kiri (Koh Kood, Thailand)

Sebuah resor yang dirancang dengan penuh perhatian terhadap keberlanjutan dan hubungan dengan alam. Bensley menggunakan jalur-jalur tersembunyi dan elemen air untuk menciptakan pengalaman yang menggugah, sekaligus memberikan kenyamanan dan keindahan alam bagi para pengunjung.

6.The Siam (Bangkok, Thailand)

Sebuah hotel dengan desain lanskap yang menonjolkan elemen-elemen alami, seperti kolam-kolam yang tidak teratur dan jalur asimetris, untuk menciptakan suasana yang lebih organik dan mendalam, menyatu dengan lingkungan sekitar.

7.InterContinental Danang Sun Peninsula Resort, Vietnam:

Resor ini menampilkan lanskap yang dramatis dengan pemandangan laut dan bukit. Bensley menggunakan tanaman lokal, kolam renang infinity, dan jalan setapak yang berkelok-kelok untuk menciptakan pengalaman yang memukau.

8.Dan masih banyak lagi contoh contoh lain karya Bill bensley didunia

 

Kesimpulannya?

Desain ala Bill Bensley bukan soal “lebih bagus” atau “lebih megah”. Akan tetapi  soal berani  bermain, bercerita, dan berani tampil beda. Ia mengajarkan bahwa desain yang baik bukan cuma tentang bentuk, tapi tentang perasaan yang ditinggalkan setelah orang melaluinya.

Maximalism bukan berarti berantakan, tapi kaya rasa dan pengalaman. Jika kamu seorang arsitek lanskap, belajar dari Bensley bisa jadi suntikan energi baru buat proyek-proyek kamu.

Bayangkan desainmu bukan cuma “taman yang cantik”, tapi ruang yang penuh petualangan dan rasa ingin tahu. Dan seperti yang selalu ditunjukkan oleh karya-karyanya: dalam desain, lebih baik terlalu berani daripada terlalu biasa.

Jadi, siapa tahu proyek lanskap berikutnya nggak cuma sekadar cantik... tapi penuh rasa. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kamu bikin orang berkata:
"Wah... ini kayak karya Bill Bensley!"

Kalau kamu punya proyek atau ide yang ingin dibawa ke level “Bensley-style”, mungkin sekarang saatnya. Cerita terbaik sering kali dimulai dari keberanian untuk jadi berbeda. Siapa tahu, ngopi sore berikutnya bukan di kafe, tapi di resort hasil desainmu sendiri

Label: , , , ,

 
posted by smartlandscape at 12.23 | Permalink |


0 Comments:


Posting Komentar

~ back home