Pernah nggak, kamu masuk ke
sebuah hotel atau resort dan langsung merasa seperti lagi masuk ke dunia lain?
Bukan cuma cantik, tapi penuh kejutan, warna, dan cerita di setiap ruang sudutnya.
Nah, itu salah satu ciri khas desainnya Bill Bensley seorang arsitek lanskap
eksentrik yang terkenal karena gayanya yang nggak biasa, tapi susah dilupakan.
Jadi, buat kamu yang bergelut
di dunia desain lanskap, arsitektur, atau bahkan sekadar pencinta ruang indah,
ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari pria yang disebut-sebut
sebagai “Willy Wonka-nya dunia hospitality” ini.
Yuk kita bahas santai, sambil
ngebayangin kita lagi ngopi sore di teras resort tropis!
1.Cerita Dulu, Desain Kemudian
Bill Bensley selalu memulai
desain dari sebuah cerita. Bukan sekadar bikin taman atau bangunan yang
estetik, tapi semuanya harus punya soul. Bensley bukan tipe desainer yang
langsung buka laptop dan gambar denah. Dia justru mulai dari pertanyaan yang
lebih dalam: “Apa kisah yang ingin diceritakan tempat ini?”
Misalnya waktu dia bikin JW
Marriott di Phu Quoc, Vietnam. Dia nggak bilang, “Ini hotel bintang
lima.” Tapi dia ciptakan cerita: menciptakan konsep imajiner seolah-olah
hotel itu adalah kampus dari universitas fiktif abad ke-19. Jadilah setiap
ruangan terasa seperti bagian dari narasi besar. Bukan cuma tempat nginap, tapi
pengalaman imajinatif. Setiap ruang punya karakter terkesan ada nuansa sejarah
yang bikin tamu merasa sedang menjelajahi museum hidup
Buat kita sebagai arsitek
lanskap, ini bisa diartikan: sebelum gambar-gambar layout, pikirkan dulu,
apa kisah dari tempat ini? Apakah tentang budaya lokal? Tentang petualangan?
Atau tentang nostalgia masa kecil?
Kita sebagai arsitek lanskap
bisa belajar dari sini. Bahwa setiap ruang luar bisa punya cerita. Mau itu
berupa bentuk taman, jalan setapak, atau gerbang masuk—semuanya bisa jadi
bagian dari storytelling yang membuat desain kita lebih bermakna
2. Maximalism: Berani, Tapi
Terarah
Bill Bensley nggak pelit
warna. Dia pakai semuanya! Merah, biru, kuning, hijau—kadang semua dalam satu
ruang. Tapi anehnya, tetap kerasa indah dan nyambung. Inilah yang disebut
sebagai maximalism, yaitu gaya desain yang kaya warna, detail, dan elemen
dekoratif.
Tapi ingat!, bukan berarti asal tabrak saja. Di tangan Bensley, semua warna, bentuk, dan ornamen itu punya tujuan. Mereka saling menguatkan cerita, bikin mata kita menari dari satu detail ke detail lain. Seperti baca buku cerita bergambar di setiap halaman punya kejutan baru, punya nuansa berbeda.
Maximalism ala Bensley tetap
punya aturan main. Elemen yang dipakai
harus mendukung cerita, memperkuat suasana, dan bikin pengunjung terus ingin
menjelajah. Misalnya:
·
Ubin berpola rumit yang memandu arah langkah.
·
Ukiran khas lokal yang memberi rasa tempat.
·
Kombinasi tekstur—dari rotan, batu, sampai kaca
patri—yang menggoda mata untuk terus memandang.
Kalau kamu seorang desainer
lanskap, bisa mulai dari menggunakan tanaman berwarna tajam, elemen hardscape
unik, atau bahkan jalur masuk dengan framing dramatis. , bebatuan unik, jalur
setapak zigzag, atau elemen air yang muncul tiba-tiba.
Alhasil Ruang akan jadi kaya
rasa. Intinya: bikin pengunjung merasa
seperti masuk ke dunia rahasia.
3. Seni Lokal Bukan Sekadar
Hiasan
Bill Bensley sangat mencintai
budaya lokal. Dia sering berkolaborasi dengan pengrajin setempat untuk
menghidupkan elemen-elemen desain. Patung batu, tekstil tenun, furniture kayu
ukir—semuanya bukan hanya ornamen, tapi bagian dari cerita tempat itu sendiri.
Cara bensley memberdayakan
seni lokal adalah caranya menghadirkan roh lokal. Bukan cuma tempel ornamen
budaya, tapi benar-benar menggali dan menghidupkan warisan setempat lewat
desain.
Nah, kita pun bisa meniru cara
ini. Dalam desain lanskap, misalnya, kamu bisa menghadirkan relief lokal, plaza
dengan pola batik, atau instalasi seni dari material alami yang menceritakan
identitas tempat. pikirkan elemen lokal yang bisa diangkat dan selalu ingat bukan
karena tren, tapi karena memang punya makna. Mungkin lewat motif batu, pola
tanam, atau bentuk jalur yang terinspirasi dari budaya setempat.lekayaan ala,
budaya Indonesia kaya akan hal seni lokal yang bisa di eksploitasi secara
luxury.
4. Kejutan adalah Rasa Manis
di Ujung Lidah
Salah satu trik jitu Bensley
adalah menciptakan momen-momen kejutan. Tangga spiral yang tersembunyi,
jembatan gantung di tengah hutan, atau koridor rahasia yang mengantar ke taman
tersembunyi. Semua ini bikin pengalaman jadi tak terlupakan.
Dalam konteks lanskap, kamu
bisa pakai prinsip ini dengan:
·
Pintu gerbang tak terduga
·
Tanaman rimbun yang membuka ke ruang terbuka
·
Suara air atau pencahayaan tersembunyi yang
muncul tiba-tiba
Itu semua bukan kebetulan. Ia
sengaja dirancang untuk menciptakan momen “wah”. Dalam lanskap, ini bisa
diterjemahkan jadi pintu kecil yang menyambut taman luas, atau jalan setapak
yang menyempit lalu melebar. Seperti menyajikan kisah, bab demi bab.
5. Desain yang Mengutamakan Keberlanjutan dan
Keharmonisan Alam
Meskipun desain Bensley
dikenal dengan elemen mewah dan kreatifnya, ia tetap memperhatikan
keberlanjutan dan konservasi alam. Dalam banyak proyeknya, ia berfokus pada
pengelolaan air yang efisien, pemilihan tanaman yang ramah lingkungan, menggunakan tanaman lokal yang dapat tumbuh dengan
baik di lingkungan tersebut, dan penggunaan bahan-bahan lokal yang
lebih ramah lingkungan.
Keberlanjutan
adalah elemen penting dalam desain lanskap Bensley. Ia sering memilih untuk,
meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem lokal, dan menjaga keseimbangan
alam.
Bensley
sangat peduli terhadap konservasi alam dan banyak karyanya bertujuan untuk
meminimalkan jejak ekologis dari pembangunan.
Contoh Karya Bill Bensley:
1.St.regis Hotel,
Bali,Indonesia
Resor ini dirancang dengan
thema gung ke laut Dimana perencnaan
disain mencerminkan perjalanan dari gunug kelaut, area lobby dan tangga utama
yang menjadi jalur utama tamu menggambarkan gunung
2.Capella Ubud, Bali,
Indonesia:
Resor ini menampilkan lanskap
yang terinspirasi dari budaya Bali dan alam tropis. Bensley menggunakan elemen
seperti kolam renang alami, tanaman tropis, dan struktur yang terbuat dari
bahan alami untuk menciptakan suasana yang harmonis dengan alam.
3.Shinta Mani Wild (Kamboja)
Sebuah proyek resor mewah yang
berfokus pada keberlanjutan dan konservasi alam. Bensley menggabungkan desain
lanskap yang menghormati alam sekitar, dengan penggunaan material lokal dan
elemen-elemen alami, seperti air terjun dan jalur-jalur yang mengalir, untuk
menciptakan pengalaman yang terhubung dengan alam. Hotel ini menampilkan
lanskap yang memadukan elemen tradisional Thailand dengan desain modern.
Bensley menggunakan tanaman tropis, kolam air, dan patung-patung untuk
menciptakan suasana yang tenang dan elegan.
4.Four Seasons Tented Camp
Golden Triangle (Thailand)
Di sini, Bensley merancang
sebuah kamp yang terletak di dalam hutan, menggunakan elemen alam yang kaya
tekstur untuk menciptakan atmosfer magis dan petualangan. Desainnya juga
mengintegrasikan elemen-elemen budaya lokal dan menciptakan ruang yang sangat responsif
terhadap ekosistem hutan.
5.Soneva Kiri (Koh Kood,
Thailand)
Sebuah resor yang dirancang
dengan penuh perhatian terhadap keberlanjutan dan hubungan dengan alam. Bensley
menggunakan jalur-jalur tersembunyi dan elemen air untuk menciptakan pengalaman
yang menggugah, sekaligus memberikan kenyamanan dan keindahan alam bagi para
pengunjung.
6.The Siam (Bangkok, Thailand)
Sebuah hotel dengan desain
lanskap yang menonjolkan elemen-elemen alami, seperti kolam-kolam yang tidak
teratur dan jalur asimetris, untuk menciptakan suasana yang lebih organik dan
mendalam, menyatu dengan lingkungan sekitar.
7.InterContinental Danang Sun
Peninsula Resort, Vietnam:
Resor ini menampilkan lanskap
yang dramatis dengan pemandangan laut dan bukit. Bensley menggunakan tanaman
lokal, kolam renang infinity, dan jalan setapak yang berkelok-kelok untuk
menciptakan pengalaman yang memukau.
8.Dan masih banyak lagi contoh
contoh lain karya Bill bensley didunia
Kesimpulannya?
Desain ala Bill Bensley bukan
soal “lebih bagus” atau “lebih megah”. Akan tetapi soal berani bermain, bercerita, dan berani tampil beda. Ia
mengajarkan bahwa desain yang baik bukan cuma tentang bentuk, tapi tentang
perasaan yang ditinggalkan setelah orang melaluinya.
Maximalism bukan berarti
berantakan, tapi kaya rasa dan pengalaman. Jika kamu seorang arsitek lanskap,
belajar dari Bensley bisa jadi suntikan energi baru buat proyek-proyek kamu.
Bayangkan desainmu bukan cuma “taman
yang cantik”, tapi ruang yang penuh petualangan dan rasa ingin tahu. Dan
seperti yang selalu ditunjukkan oleh karya-karyanya: dalam desain, lebih baik
terlalu berani daripada terlalu biasa.
Jadi, siapa tahu proyek
lanskap berikutnya nggak cuma sekadar cantik... tapi penuh rasa. Dan siapa
tahu, suatu hari nanti, kamu bikin orang berkata:
"Wah... ini kayak karya Bill Bensley!"
Kalau kamu punya proyek atau
ide yang ingin dibawa ke level “Bensley-style”, mungkin sekarang saatnya.
Cerita terbaik sering kali dimulai dari keberanian untuk jadi berbeda. Siapa
tahu, ngopi sore berikutnya bukan di kafe, tapi di resort hasil desainmu
sendiri
Label: artikel, fee design, Konsultan Lansekap, profil arsitek lansekap, Resort Planning
Posting Komentar