Rabu, September 19, 2007
Catatan Seorang Penyaksi
D

alam setiap pertemuan formal maupun informal bidang ilmu Arsitektur Lansekap di Indonesia yang dilakukan dan kebetulan kami biasanya hadir untuk ikut berdiskusi , kami coba untuk meng-inventarisasikan secara detil setiap permasalahan yang selalu didengungkan dan diperdebatkan yang dapat disimpulkan dalam rincian sebagai berikut

ARSITEKTUR LANSEKAP DAN PERMASALAHANNYA

• Komunikasi yang tidak seragam (banyaknya agenda ), dan kurangnya
pendidikan latihan lanjutan/pelatihan keprofesionalan
• Menurunnya keanekaragaman Ketrampilan Ilmu
• Kurangnya kesempatan pasaran Tenaga Kerja
• Kurangnya pelatihan peningkatan ketrampilan dan ilmu
• Struktur organisasi profesi IALI,Alumni,Asosiasi kurang baik dan labil
• Kurangnya kebijaksanaan pemerintah yang mendukung
• Hilangnya ikatan kekerabatan antar praktisi dan hubungan dengan pihak
pendidik
• Kurangnya dukungan pemerintah untuk peningkatan Sumber Daya Manusia
Arsitektur Lansekap
• Kurangnya Pendidikan Arsitektur lansekap yang khusus (Spesialisasi)
• Cara Perekrutan anggota profesi yang ‘Hit and Run’
• Dana untuk pelatihan Minim Dan cenderung Tidak ada
• Kurangnya pengkajian ilmiah mengenai metode Pengaplikasian bidang ilmu
• Kurangnya dana / kredit usaha kecil untuk para praktisi
• Perlunya perencanaan peningkatan kualitas dan kuantitas yang mulai dari
dasar

• Perlu ilmu moderen/teknologi untuk menemukan dan meningkatkan metode-
metode perencanaan dan perancangan tradisional yang baik dan tepat guna
• Perlu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lengkap/tepat untuk menganulir pasar
globalisasi tenaga kerja
• Kebijaksanaan sertifikasi yang belum jelas sosialisasinya?
• Masih banyaknya praktisi tidak mengerti istilah Ke- arsitektur- an lansekap
secara benar dan baik
• Kurangnya hubungan international dan peningkatan ilmu dan keprofesian
• Asumsi dan persepsi imaji bidang arsitektur lansekap yang terbalik dan tidak
mengena
• Kurang banyak anggota profesi yang terinventarisasi
• Tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja secara jumlah maupun kualitas
• Jaringan keorganisasian yang kurang
• Pendapatan parktisi arsitektur lansekap kurang memuaskan dan tidak sesuai
dengan standard
• Perlu ada Percobaan metode kurikulum dulu sebelum diterapkan
• Perlunya ilmu, alat, dan guru di PT dan Kursus-kursus dan pelatihan
• Petugas pengembangan pendidikan perlu mengerti baik pengetahuan tentang
arsitektur lansekap maupun metode moderen, dan membuat saluran
komunikasi dua arah
• Kurangnya pembatasan strata keprofesionalan yang menandai kepemilikan
level pekerjaan
• Kebijaksanaan untuk membataskan kewilayahan daerah kerja
• Kualitas dan kondite kader-kader profesi yang tidak terjamin

Menurut hemat kami semua yang tercatat diatas sudah merupakan inti dari berbagai-bagai pernyataan keluhan, kesimpulan, hujatan, kritik yang berhasil terekam dalam setiap catatan kecil yang menjadi media untuk menyaring setiap akhir dari diskusi.


Bertahun-tahun permasalahan ini berkembang secara cara penyampaian, isi pesan dan telah mengalami distrosi sesuai gaya bahasa , imajinasi dan tingkah manusia yang menyampaikan pokok permasalahan arsitektur lansekap di Indonesia maupun diorganisasi IALI.belum lagi ditambahi dengan bumbu-bumbu kebencian ,faktor ketidak-senangan pribadi dan egoisme untuk didengarkan.

jika agak teliti dan rajin untuk menghitung jumlah titik yang ada didepan setiap pokok permasalahannya maka akan terbaca jumlah 30 pokok permasalahan.
Yah… hanya 30 pokok permasalahan yang sering menjadi bahan dan thema diskusi untuk menguraikan kinerja para manusia yang terkait secara langsung maupun tidak langsung sebagai eksekutor jabatan yang diembannya.

Bertahun-tahun perjalanan Arsitektur Lansekap di Indonesia Permasalahan ini seakan-akan menjadi saksi sejarah yang bisu melihat pergantian pengurus organisasi ,melihat jumlah kelulusan yang diatas rata-rata secara kualitas maupun kwantitas,yang hingga saat ini jauh dibawah batas garis layak uji .

Apakah kita akan kembali mengulang kembali pokok-pokok permasalahan ini dimasa depan dan kembali mendandani pernyataan ini dengan baju dan gaya fashion bahasa yang baru sehingga seolah-olah menjadi ISSUE AKTUAL?

Kami rasa itu hanya merupakan tindakan yang sangat bodoh dan saya tidak akan bersedia untuk ikut didalamnya jika hanya ingin mengulang kembali dalam setiap diskusi tentang pokok permasalahan tanpa pernah terciptanya sebuah solusi dan menindak-lanjuti solusi tersebut karena masing banyak hal-hal penting yang perlu prioritas dan ditindak lanjuti.

Sudah saatnya kita berkata STOP…!!! SUDAH CUKUP.

Untuk kembali mencoba meninventarisasikan permasalahan yang ada ataupun menambahi dengan permasalahan-pernasalahan yang baru yang belum tentu juga ‘baru’


TRIGGER QUESTION

- APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SEKARANG TANPA TERLEBIH
DAHULU DILAKUKAN OLEH ORANG LAIN?

- APAKAH SEMUA PERMASALAHAN TERSEBUT AKAN DAPAT
DISELESAIKAN PADA SAAT INI DENGAN MEMUASKAN KEINGINAN
SEMUA PIHAK?

Saya mengetahui masih banyak para senior arsitek lansekap kampiun di Indonesia yang masih hidup dalam menciptakan karya karya arsitektur lansekap berkualitas international dan juara-juara dunia yang pernah merajai setiap sayembara dunia yang diselenggarkan IFLA (International Federation Of Landscape Architecture/Organisasi profesi arsitektur lansekap dunia), meskipun kita ketahui bahwa kita telah juga banyak kehilangan dan ditinggalkan pergi oleh kampiun-Kampiun arsitek lansekap Indonesia untuk terlebih dahulu menghadap kehadiratan-NYA .mereka-mereka yang penuh dedikasi ,motivasi dan semangat juang tinggi dalam memancangkan pondasi arsitektur lansekap di negeri ini dan tentu masih membekas dalam setiap ingatan kita.

Harusnya kita bisa lebih Arif , Bijaksana dan Rendah Hati dalam menyikapi setiap permasalahan-permasalahan yang ada, kita perlu saling bersatu padu kembali kedalam habitat asli kita sebagai insan yang penuh dengan nuansa kekeluargaan dan persaudaraan dan menjalin nilai kekerabatan arsitektur lansekap yang menjadi landasan sahih bagi perumusan strategi dan langkah jitu dalam menyingkapi kondisi keberadaan arsitektur lansekap diindonesia pada saat sekarang ini.

Saat Dulu
Semua itu terpatri ingatan dan ‘cetak biru’ memori saya dan tak akan hilang ,dimana pada saat ilmu ini hadir diIndonesia lebih tepatnya di Fakultas Arsitektur Lansekap,Kampus Grogol,Universitas Trisakti.
Pada awalnya bermula pada ke tidak lengkapannya literature yang ada (buku dan diktat semua dalam bentuk foto-kopian dengan tulisan ketikan olimpic) , kekurangan fasilitas kelas kuliah ( harus kadangkala meminjam ruangan fakultas seni rupa), kurangnya informasi pengetahuan dan teknologi (jangankan internet,Pagerpun belum ada) , minimnya pengetahuan tentang keberadaan disiplin ilmu arsitektur lansekap ( masih terpengaruh idiom pertanian dan pertamanan) , semuanya pada saat itu masih kabur,kita semua masih meraba-raba arah manakah yang terbaik bagi keberadaan disiplin ilmu ini dipembangunan nasional.dan status fakultas yang masih terdaftar dikopertis.

Tapi dibalik semua kekurangan hal-hal tersebut diatas kita bisa menunjukan pada dunia internasional bahwa para sosok arsitek lansekap di Indonesia perlu diperhitungkan keberadaanya dan kita pernah berkata jangan anggap enteng kemampuan para arsitek lansekap Indonesia.
Pada waktu itu kejayaan untuk mendapatkan KEHORMATAN untuk disegani dalam wilayah asia-pasifik sebagai Ahli bidang Arsitektur Lansekap bukanlah hal yang mudah untuk diraih dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada.

yang saya ketahui dan menjadi saksi dari perjalanan ini dimana semangat kebersamaan dan saling mendukung menjadi modal yang paling-paling utama, usaha daripada para senior-senior arsitek lansekap yang tidak pernah bosan dan lelah dalam memotivasi yuniornya untuk berprestasi dan ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan sayembara meskipun dengan ilmu yang baru dikecapnya, hal itu tidak menjadi soal.
Setiap ada persaingan dan perdebatan disiplin ilmu arsitek lansekap yang terjadi antar setiap kelompok peserta sayembara memicu andrenalin untuk lebih berekspresi dalam setiap kesempatan dan berusaha untuk menjadi bagian dari atmosfer penuh suasana kekeluargaan ini.

Mungkin pada saat ini bukti-bukti tersebut masih tersimpan di ruang akademis maupun file-file para kampiun arsitek lansekap piagam-piagam juara dunia yang diterimanya. dimana tersimpan ‘cetak biru’ goresan sejarah tentang memori dan kenangan indah nuansa kebersamaan Fakultas Arsitektur Lansekap di Universitas Trisakti..

Saat Sekarang
Ironisnya dimasa kini dimana semua fasilitas kuliah lebih jauh lengkap dan memuaskan, literature buku-buku lebih banyak dan kemudahan memperoleh informasi pengetahuan dan kemajuan teknologi jauh lebih mudah didapat dengan status dikopertis yang telah disamakan dan telah mempunyai organisasi profesi yang lebih maju dari kondisi terdahulu

Keterpurukan wajah arsitektur lansekap di Indonesia justru menjadi semakin terlihat dan jika tidak menyinggung perasaan sebagian orang malah boleh dikatakan sekarat merenggang nyawa.mati enggan hidup-pun tak mau.

Ada apa ini?
Apakah ini kutukan dari kesombongan kedigjayaan masa silam ?
Apakah ini gejala awal momentum kebangkitan era arsitektur lansekap diIndonesia?

Sudah hilangkah semua semangat dan tradisi kebersamaan yang saling medukung antara sesama senior-senior lansekap dan sudah putuskah tali silahturahmi antara yunior dan senior arsitek lansekap?,

Sudah demikian kapitaliskah jiwa kita ?
karena semua ikatan persaudaraan dan semangat untuk membangun telah dijadikan barang komoditi yang perlu dipertanyakan apa untungnya dan apa ruginya jika aku ikut aktif atau tidak dalam setiap kegiatan memajukan arsitektur lansekap di Indonesia ?.

Masih patutkah tangan kita bisa menepuk dada dan mengangkat diri sebagai yang ter-utama berjasa dan mengetahui segalanya bagi perkembangan arsitektur lansekap di Indonesia?

Masihkah kita tetap berdiam diri berpangku tangan dan acuh melihat kondisi para calon arsitek lansekap yang tinggal seglintir dan membiarkan mereka dalam kondisi koma yang berkepanjangan?

Masih adakah keberanian hati untuk kembali melihat foto-foto tua yang silam dan mengabaikan peran para kampiun arsitek lansekap yang telah mendahului kita?

Dan sang penyaksipun terpekur berucap lirih:

‘ Masya Allah…. ’



Label:

 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 16.23 | Permalink |


0 Comments:


Posting Komentar

~ back home