Senin, September 24, 2007
Arsitektur Lansekap-KU Sayang..,Arsitektur Lansekap-KU Malang...!!
Lancang Kuning berlayar malam,
Haluan dipaut menuju kuala.
Panjangkan runding luar dan dalam,
Jangan diturut nafsu menyala.
Lancang melorot arah kuala,
Arus deras banyak berjerung,
Jangan diturut nafsu menyala,
Akhirnya nahas karam tenggelam.
Dari sentuhan emosi, sebuah pantun melayu ini barangkali patut direnungkan sebagai penyejuk hati apabila kita terjebak dalam suatu kondisi terjepit diantara permasalahan-permasalahan yang menekan ,dan apabila dikaitkan dengan riuhnya permasalahan dalam tubuh Arsitektur Lansekap di Trisakti yang mengakibatkan timbulnya gejolak perseteruan yang tak kunjung redam antar mahasiswa, pendidik dan alumni ,begitu sistimatis dan dinamis gejolak prasangka ,kebencian ,iri hati seakan mendominasi atmosfir alam almamater. Kita perlu sejenak merenungkan dan mencari solusi terbaik bagi segala permasahan ini dengan kepala dingin dan dengan kehidupan demokrasi yang sehat.
Pangkal permasalahan ini timbul karena tersebarnya issue murahan tentang akan ditutupnya Jurusan Arsitektur lansekap di Trisakti dan akan dilakukan merger dengan Fakultas yang lebih stabil,Hal ini disebabkan karena minimnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar dijurusan arsitektur lansekap diperiode tahun 2000-an yang hanya berjumlah tidak lebih dari angka 10 orang.
Sedangkan diArena Praktisi sendiri terjadi persaingan yang tidak sehat antar praktisi disebabkan tidak jelasnya fungsi dari organisasi profesi yang bertindak harusnya dapat bertindak sebagai fasilitator roda kehidupan berprofesi, kewibawaan surat sertifikasi profesi seakan menjadi ‘barang komoditi” dan tercampakan kode etik profesi dalam diri seorang arsitek lansekap.begitu sistimatis dan dinamis gejolak prasangka, kebencian ,irihati
Semua fakta tersebut menunjukan gerak hidup arsitektur lansekap jauh dari paramaeter ruang lingkup keberhasilan dan kesuksesan dan dengan kondisi tersebut dapat dikatakan kondisi arsitektur lansekap dalam keadaan “SAKIT”
Timbul pertanyaan dari lubuk hati yang paling dalam
Begitu pentingkah arti keberhasilan/kesuksesan……..?
atau hanya sekedar sebuah ’kata’?
Arsitek lansekap ’neeed a HERO or DOCTOR’.................................?
Sejenak kita renungkan bersama untuk menyoroti dimensi kekacauaan ini
Keberhasilan/Kesuksesan merupakan sasaran yang selalu dituju oleh manusia dalam menjalani roda kehidupannya baik di bangku kuliah sehingga sukses menjadi sarjana maupun diarena profesi sehingga berhasil menjadi seorang arsitek lansekap ternama,Semua itu baik adanya dan sudah menjadi hal yang wajar untuk diyakini sebagai pedoman arah bergeraknya roda kehidupan dalam arsitektur lansekap.tetapi akan tidak wajar jika kita salah mengartikan arti dan makna keberhasilan/kesuksesan.
Keberhasilan atau kesuksesan mencakup keseimbangan sedangkan keseimbangan itu sendiri diciptakan antara kekurangan atau keterbatasan ’bawaan’ yang diperoleh dalam keterkaitan penggunaan profesi untuk sebuah tujuan. pada saat kita menempuh perjalanan keberhasilan didalam kehidupan berprofesi maupun pendidikan, kita selalu melakukannya dengan pembatasan-pembatasan pada kemampuan kita untuk mencapai sasaran yang diinginkan
Kita berprofesi dan menjalani pendidikan di bangku kuliah dengan ’batas-batas’ sama seperti kehidupan.
Misalnya;anak-anak kecil yang bermain seringkali kerap kecewa karena kekurang-mampuan mengendalikan mainan mereka, mereka akan selalu berbuat sebaik/maksimal mungkin dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mengendalikannya dan memperoleh kegembiraan dari kegiatan tersebut ,oleh sebab itu tidaklah mengherankan bahwa setiap orang kadang-kadang ingin mempunyai penglihatan yang lebih baik, punggung yang lebih kuat dan pendengaran yang lebih tajam.
Namun,masing-masing kita menempuh hidup dengan memanfaatkan keadaa ’bawaan’ yang kita kembangkan dengan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik ( ataupun kadang yang lebih buruk) dan dengan memanfaatkan kondisi yang bisa kita peroleh melalui peristiwa atau kekuatan diluar kendali kita .Beberapa kegiatan/peristiwa memperbaiki kemampuan kita,beberapa kegiatan/peristiwa malah membatasi kecakapan kita untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan.
Maka jika mengartikan keberhasilan / kesusksesan tercipta karena aspek seimbang dengan penuh kebiasaan-kebiasaan baik dengan mudah kita melihat mengapa kesuksesan/keberhasilan itu dipandang baik dan dirasakan penting dimata klien perorangan maupun masyarakat luas.
Manusia memimpikan kesuksesan/keberhasilan karena mereka mencintai Kehidupan.
Menyingkapi persolan kondisi aktual almamater arsitektur lansekap dan kehidupan berprofesi di arsitektur lansekap yang dapat dikatakan dalam kondisi ’sakit’,kita perlu belajar dan menggali dari alam, yang merupakan ruang bermain sehari-hari bagi profesi arsitektur lansekap.
Untuk dapat dikatakan ’sehat’ kita haruslah menjaga keutuhan dan dengan melihat keutuhan itu dalam ’dimensi saling ketergantungan’ bukan sekedar utuh dan sehat karena tambahan.seperti organisme mempunyai kemampuan terbatas untuk memulihkan diri menjadi utuh jika suatu bagian atau oragan rusak, perhatikan kehidupan alam ;binatang yang terluka akan mengganti jaringan kulit yang rusak dengan jaringan kulit yang baru,beberapa organ memperbahurui diri ,tumbuh-tumbuhan akan menumbuhkan kembali akar-akar yang hilang ,bunga karang akan keluar dari saringannya bahkan akan menjadi binatang yang hidup
Menjadi ’sehat’ agaknya berarti mempertahankan keutuhan dan keutuhan dapat ditunjukan dalam berbagai cara, keutuhan menampakan semacam pertumbuhan yang khusus dengan membuat diri menjadi berbeda daripada pada awal tumbuh,dan organisme yang tidak sehat apabila organisme tersebut kehilangan kemampuan untuk membedakan diri dan mempertahankan keutuhan dengan segala bagiannya
Saling ketergantungan antara struktur organik dan kebiasaan-kebiasaan yang tepat ini tercermin dalam kata ”euxia” yang dapat diterjemahkan sebagai ”terbiasakan dengan baik” istilah ini menyiratkan bahwa kesehatan itu terdiri dari pemilihan dan pengembangan kebiasaan yang mengembangkan dan mempertahankan kesehatan struktural dari seluruh organisme, bukan hanya dalam kesehatan struktural saja(Daryl koehn,2000) .
Profesi arsitektur lansekap haruslah mendapatkan kebiasaan atau cara bertindak yang baik yang akan merupakan sifat dan mempengaruhi jalan hidup yang kita tempuh. Kita mengetahui bahwa ruang lingkup profesi arsitektur lansekap erat keterkaitannya dengan 3 elemen yaitu ALAM- MANUSIA dan LINGKUNGAN, dan dalam setiap mata kuliah yang dipelajari maupun dalam mengaplikasikan ilmu arsitektur lansekap dalam kehidupan berprofesi, kita selalu meng-kampanye-kan slogan saling ketergantungan antara alam-manusia dan lingkungan.Hendaklah nilai yang mengandung kebaikan itu tidak saja sekedar untuk dipelajari dan diketahui ,lebih dari itu seharusnya nilai kebaikan dari Ilmu ini juga menjadi ”the way of life” masing-masing individu insan arsitektur lansekap dalam menjalani roda kehidupan.
Label: Organisasi
posted by JOHN F.PAPILAYA at 16.45 | Permalink |
3 Comments:
At 22.43,
bagus kalo kita benar2 menjiwai untuk menjadi seorang lansekaper sejati...justru keberhasilan dan kebahagian penduduk dari suatu tempat tidak lain ada campur tangan dari desain2 kawan2 lansekap ini.ini dapat dilihat dari keindahan karya2 seni mereka..dikota,di desa,perkebunan ditaman nasional, hutan lindung cagar alam,taman2 kota,taman bermain,hutan kota,sungai,gunung,pantai. tanpa mereka lingkungan kita kelihatan berantakan dan tidak terlihat estetikanya..saya sebenarnya awam masalah lansekap tapi tiap malem nemenin istri ngedesain sejak dia kuliah dulu sampe dia lulus dan kerja sekarang...kelihatannya dia sangat menikmati pekerjaannya...istri saya ARL trisakti masuk 2001..salam Anak_DESa
smangad buat ARL trisakti....mga2 cepet kembali berdiri tegak..
salam dari alumni ARL IPB
yuk bikin lingkungan lebih baik!
tuker link yaaaa