Sabtu, Mei 15, 2010
PLAGIAT…Don’t Do It!


J
jika kita berkesempatan untuk dapat lebih teliti melihat hasil-hasil karya para Insinyur Arsitek lansekap ataupun produk-produk ke-karya-an profesi lainnya ,maka kita tidak usah heran lagi jika kita akan menemukan beberapa karya yang hampir mirip tapi tidak sama dengan sample-sample produk ke-karya-an yang ada di situs-situs internet.

Maraknya tindakan plagiat seakan sudah menjadi wabah bagi proses kreatif anak bangsa, coba kita perhatikan dari bentukan pagar-pagar pada perumahan yang sama sekali mirip dengan model yang ada di berapa situs internet, bentukan profil interior dari batang-batang kayu yang disusun secara pararel yang menghiasi berapa café-café di mal terkenal dapat kita lihat di situs yang merupakan pencipta dari teknik profil tersebut dan berapa program TV yang populer tidak jauh berbeda dengan program TV luar negeri , keseragaman Program TV tampak jelas dari 13 saluran channel TV di Indonesia terasa menjemukan dan malah beberapa saat yang lalu sebuah media cetak ternama di Indonesia memberitakan tentang unsur plagiat dalam penulisan skripsi S1 sampai makalah ilmiah S3.sehingga samapi-sampai DIKTI mengeluarkan kebijakan UPAYA pencegahan tindakan plagiat.


Definisi plagiatrisme.
Plagiarism dibaca ( pley-juh-riz-uhm)
1.The unautharized lose or close imitation of the language and thought of another author and representation of them as one’s own original work
2.The act of plagiazing ; taking someone’s words or idea as if the were your own

atau plagiatrisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.
Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
• menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain
• mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya (sumber; wikipedia)

Plagiat di ruang lingkup Arsitek lansekap
Khususnya ruang lingkup Arsitektur Lansekap ,gejala plagiat ini jelas terlihat dalam berbagai karya yang di presentasikan di hadapan publik dan malah sudah bukan tindakan yang memalukan lagi jika pada saat presentasi konsep disain sebuah perencanaan kawasan melakukan cara copy-paste dari hasil karya orang lain dan mengakuinya sebagai hasil proses kreatif diri sendiri ataupun kadang sudah bukan hal yang memalukan untuk mengambil ide-ide kreatif seseorang dan menjualnya kepada pihak lain.
Bukanlah merupakan tindakan kreatif jika hanya melakukan tindakan copy-paste ,hal ini merupakan proses kehilangan jati diri dan proses perusakan kwalitas ke ilmuan bagi seorang Insinyur Arsitek Lansekap yang nota bene seorang perancang.


Analogi Virus Plagiat
Kerusakan pada daya pikir dan proses kratif seorang perancang bisa di analogikan bahwa tindakan plagiat ini seperti sebuah virus trojan yang masuk kedalam sistim jaringan sebuah komputer dimana setiap software yang berada di dalam hardware komputer tersebut akan tidak bisa di gunakan karena sering ’hang’ akibat dari masuknya virus kedalam jaringan sistim komputer tersebut dan tindakan yang dapat dilakukan untuk membuat komputer dapat berfungsi secara optimal kembali dilakukan tindakan install ulang serta komputer tersebut akan di bekali dengan program anti virus.

Hal demikian akan berlaku sama pada otak dan jiwa seorang Insinyur arsitek lansekap yang suka memasukan virus plagiat kedalam setiap perencanaan karyanya , jika dalam bentuk komputer ,untuk membersihkan virus tersebut perangkat komputer harus di install ulang, bagaimana dengan Otak dan jiwa manusia, apakah install ulang otak dan jiwa seorang perancang bisa di berlakukan? Sudah jelas jawabannya ,hal tersebut tidak bisa dilakukan karena memori otak manusia tidak akan bisa begitu saja dicuci bersih dari ketidakjujuran yang pernah dilakukan.

Kita tidak akan boleh melakukan tindakan plagiat hanya karena alasan kepepet dikejar ’deadline’ waktu presentasi dan berjanji lain kali jika waktu agak longgar kita akan benar-benar melakukan proses kreatif yang orsinil, hal tersebut ’nonsens’ dilakukan karena sekali kita melakukan tindakan plagiat maka hal tersebut akan merupakan solusi jitu atau pintu akhir jika kita menemukan permasalahan dalam proses kreatif ,tindakan plagiat akan menjadi sandaran nyaman untuk solusi akan kebuntuan ide dan akibatnya hal tersebut akan dilakukan secara berulang-ulang. Selanjutnya akan terjadi kemandulan proses kreatif yang berakibat pada kemunduran prestasi yang menyebabkan penurunan posisi tawar dan akhirnya kematian semu akan menjadi tempat terakhir bagi seorang insinyur, dimana mati tak mau hiduppun segan.

Sungguh di sesalkan jika virus plagiat sudah menjalar dalam sendi kehidupan para Insinyur Arsitek Lansekap dalam menjalani kehidupan berpraktisi. Boleh jadi memang tidak dapat di pungkiri jika sebuah karya disain lansekap kadang mempunyai kemiripan dengan disain lansekap karya orang lain akan tetapi batas kemiripan tersebut memiliki parameter yang dapat di buktikan ke-orsinilitas-annya. Aspek tersebut dapat di selidiki dan dibuktikan dari saat proses kreatif penciptaan sebuah karya lansekap yang memiliki tahapan-tahapan kerja hingga pada saat eksekusi pelaksanaan di lapangan.

Mencegah plagiat
Oleh sebab itu , tindakan plagiat haruslah menjadi tindakan tercela untuk dilakukan dalam setiap proses kreatif , tindakan plagiat bisa dikatakan sama saja dengan tindakan pencurian terhadap hak cipta karya orang lain. Seorang insinyur perancang yang baik akan membekali jiwanya dengan Virus anti plagiat sehingga kondisi proses kreatif tidak akan tercemar sehingga dapat menghasilkan karya yang orsinil yang merupakan tangga bagi pencapaian prestasi.Kesadaran hakiki tentang makna peran seorang Insinyur dalam roda pembangunan akan menimbulkan semangat mencipta dan berdikari.

Banyak para perancang Arsitek lansekap yang masih setia dengan ke-orsinilitas-an karya disain arsitektur lansekap ,karena mereka mengetahui bahwa disain yang baik adalah merupakan kesepakatan disain antara pemberi kerja dengan perancang dan tidak tergopoh-gopoh untuk membuat suatu karya masterpiece , yang dalam khayalan akan menjadi mahakarya untuk di akui keberadaanya. Dan telah banyak contoh di dunia karya-karya inovatif di lahirkan karena kesalahan teknik pada saat proses kreatif dilakukan.

Masihkah kita akan tertawa ? jika sebuah anekdot lucu mengenai harga otak manusia para insinyur sangat mahal harganya karena tidak pernah dipakai.








 
posted by JOHN F.PAPILAYA at 12.24 | Permalink |


0 Comments:


Posting Komentar

~ back home